Ketika mudik ke Cepu, bisa dibilang Ngawi merupakan kota yang hanya lewat saja. Biasanya saya turun di exit tol Ngawi kemudian melanjutkan perjalanan ke Cepu. Namun kali ini saya penasaran kulineran di Ngawi, kayaknya belum sekalipun saya berkuliner ke Ngawi. Ada beberapa 10 Top Kuliner Ngawi yang saya dapatkan di website Pesona Indonesia. Salah satunya yaitu Pecel Lethok Mbah Jan.
Lokasi Pecel Lethok Mbah Jan dari exit tol Ngawi ini sekitar 10 menitan, lokasinya masih disekitaran kota Ngawi. Pun parkiran mobilnya luas banget, nggak harus parkir dipinggir jalan raya. Warungnya sederhana. Tapi jangan salah meskipun sederhana pengunjungnya banyak. Rata-rata pengunjung luar kota, meskipun warga lokal juga tak kalah banyaknya.
Pecel Lethok Khas Ngawi
Lethok merupakan makanan asing bagi saya. Apa sih lethok ini? sempat saya browsing karena penasaran. Ternyata lethok disebut juga sambal tumpang ala Suroboyoan. Lethok merupakan guyuran tempe, sekilas tekstur dan warnanya sama dengan sambal kacang. Isi lethok merupakan tempe basi atau bosok yang difermentasi lalu ditumbuk halus, setelah itu ditambahkan dengan santan, bawang merah dan cabai. Kalau ngolahnya kurang "sip" biasanya asam dari tempenya terasa banget.
Nah, rata-rata Pecel Lethok Ngawi wajib menggunakan Lethok. Meskipun bisa juga skip si lethok ini lalu menggunakan sambal kacang aja. Sekali lagi kembali lagi ke selera ya...
Makan Pecel di Pincuk Godong Jati di Pecel Lethok Mbah Jan
Salah satu yang khas dari Pecel Lethok Mbah Jan ini tidak menggunakan piring, sebagai gantinya menggunakan pincuk daun jati. Sebenarnya bukan hal yang aneh lagi pecel menggunakan daun jati karena rata-rata pecel di Cepu kota kelahiran mas suami rata-rata menggunakan godong jati.
Saya memesan 2 porsi Pecel. Pecel diguyur dengan sambal kacang + lethok, lauknya sudah include dengan koyor dan babat yang dipotong kotak-kotak. Sayurnya ada irisan kenikir, taoge kecil...sepertinya tanpa kacang panjang. Porsi nasinya cukupan meskipun sayurnya agak pelit nggak seperti pecel Suroboyo yang melimpah. Lauknya saya nambah paru dan rempeyek #wajib.
Lethok + Bumbu Kacang Berpadu
Saya nyicipin lethoknya...asam tempenya tidak kuat jadi aman saya suka. Bumbu kacang dibandingkan lethok lebih mendominasi si lethoknya. Lauk koyor dan babatnya yang model gorengan basah bukan kering. Si Babat di urap-urap aja sama si lethoknya bikin merem melek nikmatnya. Lupakan dulu si kolesterol, apalagi saya nambah ngunyah si paru :)
...
Overall... Pecel Lethok dan sambal kacang di Ngawi ini menambah catatan kuliner saya. Saya nggak bisa bilang Pecel mana antara Ngawi dan Cepu yang paling enak...karena semuanya punya citarasa tersendiri. Yang pasti kalau ke Ngawi wajiblah mampir, jangan nunggu lebaran karena sudah pasti antriannya nggak nahan ya. Perhatikan jam bukanya karena jam 11.00 pecelnya sudah tutup.
Pecel Lethok Mbah Jan
Jl Trunojoyo No: 6
Ngawi
Jam Buka :
06.00 - 11.00
0 Comments