Ceritanya nih selama 11 tahun saya sering wara-wiri ke Cepu, baru tahu loh saya ada kuliner legendaris Cepu yang saya lewatkan. Yap Namanya Rawon Monalisa atau sering disebut rawon lepek atau kadang juga disebut Rawon Bu Jumini. Rawon Monalisa ini berada dilorong gang Monalisa Cepu, yang katanya mas suami dulu ada Gedung Bioskop.
Menuju Rawon Monalisa
Kalau ke Rawon Monalisa dengan
menggunakan mobil maka parkirnya didepan pasar, lalu nyebrang jalan dan masuk Lorong
Monalisa. Nggak jauh dari mulut gang sudah terlihat penjual Rawon dengan warung
sederhana seadanya.
Saya datang pas pukul 17.00 jadi suasananya
masih sepi. Rawon Monalisa buka mulai pukul 17.00 s.d 22.00. Kalau malam
biasanya ramai pengunjung.
Seporsi Rawon Lepek Monalisa
Rawon Monalisa terkenal dengan
julukan rawon lepek karena nasi rawonnya diletakkan di Lepek kopi yang
berukuran mini. Konon yang makan di Rawon Lepek Monalisa biasanya bisa habis
7-8 piring. Nah waktu saya ke sana sempat berbincang dengan penjualnya, katanya
sih piringnya sudah diperbesar nggak kayak dulu. Jadi sekarang nih kalau orang
makan cukup tiga piring saja sudah kenyang.
Saya memesan seporsi Rawon dengan
harga 10 ribu. Seporsi rawon ini belum termasuk lauknya yang bisa milih daging
atau kawan-kawannya jeroan yang harganya rata-rata 12 ribuan. Menurut saya dua
porsi rawon monalisa sudah cukup membuat saya kenyang.
Rawon atau Nasi Gandul
Saya menyeruput kuah rawonnya. “Mbak
ada santannya ya?” Penjualnya lalu mengangukkan wajah sambil berkata “iya buk”.
Hmmm…rasa rawon yang biasanya asin, gurih dan berwarna hitam pekat seketika
sirna. Ini sih bukan rawon..tapi lebih mirip “coto makassar”.
Jujur tapi saya suka rasanya yang
unik. Tapi tetep ini bukan rawon melainkan sesuatu makanan yang pernah saya
makan tapi lupa Namanya, saya ingatnya waktu itu Coto Makassar yang biasanya
ada santannya tapi rawon Monalisa ini manis, jadi nggak 100% mirip.
Waktu itu ada kakak ipar saya,
dia sempat menyeruput rawon saya..tapi dia nggak suka sama rasanya karena
menurutnya ini bukan rawon hahahahaha…tapi ketika saya bungkus untuk mertua
saya, beliaunya suka karena orang Jawa Tengah 100% yang suka manis. Mas suami
yang nggak jelas blasteran mana, karena lebih lama hidup di Surabaya juga
kurang suka sama rasanya.
Wah jadi saya aja donk yang suka
sama Rawon Monalisa….
Besoknya saya ketemu sama teman
saya yang asli Cepu,
eh kamu pernah makan rawon
monalisa? Saya langsung bertanya.
Rawon gang Monalisa mba?
Iya, menurutmu rasanya gimana?
Mba itu memang rawon tapi rasanya
lebih ke mirip nasi gandul yang khas Pati.
Ah. Iya saya langsung
manggut-manggut setuju. Jadi rawon monalisa rasanya “plek” sama nasi gandul
yang khas dengan kuah kecoklatan, ada santan, manis dan lauknya daging.
Intinya sih Rawon Monalisa ini ya Nasi Gandul.
...
Yap begitulah cerita tentang
Rawon Monalisa Cepu. Intinya saya suka sama rawon ini karena rasanya unik.
Apalagi kalau nambah porsi jeroannya dijamin bakalan khilaf. Kalau pulang lagi
ke Cepu, saya pasti akan mampir.
Rawon Lepek Monalisa Cepu/Rawon Bu Jumini
Jl Raya Cepu (Lorong Monalisa)
Alamat tidak ada di GPS
Jam Buka :
17.00 – 22.00
0 Comments