Berdasarkan data di Kementerian Kesehatan, penyakit kanker di Indonesia menempati urutan ke-6 sebagai penyebab kematian tertinggi setelah stroke, TB, hipertensi, dan diabetes mellitus. Kanker di Indonesia berada pada urutan ke-8 di Asia Tenggara dan urutan ke-23 di Asia. Kanker darah atau leukemia menempati urutan ke-9 jumlah kasus tertinggi penyakit kanker di Indonesia.
Sedikit cerita tentang
ayah saya yang meninggal karena kanker darah atau leukumia. Pada tahun 2011
ayah saya terkena kelenjar getah bening di bagian leher, waktu itu dokter
memberitahukan bahwa kelenjar getah bening yang ada pada leher saya tergolong
jenis jinak. Dengan beberapa kemoterapi akhirnya kelenjar getang bening
tersebut sembuh total.
Selang 5 tahun kemudian,
ayah saya dirawat di Rumah Sakit karena sakit limpa. Hingga satu bulan dirawat
tidak kunjung sembuh akhirnya dirujuk di Rumah Sakit lain dan ayah saya divonis
terkena kanker darah. Sayang karena vonis sebelumnya yang salah, pengobatan
kanker darah tersebut terlambat. Hingga dua minggu dari vonis kanker darah ayah
saya meninggal.
Masih ingat cerita ibu
Ani Yudhoyono yang meninggal karena kanker darah. Sama dengan ibu Ani,
disilsilah keluarga ayah saya tidak ada yang terkena kanker darah. Konon kanker
darah penyebabnya dikarenakan keturunan. Ayah saya juga tidak merokok. Jadi
penyebabnya bisa jadi karena faktor gaya hidup atau mengonsumsi obat yang
mengakibatkan kanker terbentuk. Intinya kami sekeluarga dan dokter belum
mengetahui pasti kanker darah bisa menyerang ayah saya.
Menjaga
Kesehatan Sejak Muda
Sejak
ayah saya meninggal ada ketakutan tersendiri tentang penyakit kanker. Saya
mulai menjalankan gaya hidup sehat seperti:
Olahraga
Minimal Seminggu Sekali
Olahraga
yang bisa saya lakukan adalah jalan pagi atau bersepeda di hari Minggu. Awalnya
susah sekali saya jalankan karena mindset hari Minggu adalah bangun siang dan
libur dari rutinitas. Fakta dilapangan dengan berolahraga maka akan terhindar
dari penyakit dengan biaya yang murah
Cek
Kesehatan Secara Rutin
Dulu
saya pernah dengar mitos, dengan cek kesehatan maka kita berharap sakit atau
malah penyakit akan muncul jika cek kesehatan. Faktanya sih dengan cek
kesehatan secara teratur maka kita akan tahu penyakit yang ada dalam tubuh
sejak dini. Contohnya jika kolesterol atau asam urat kita tinggi maka segera
mengatur pola makan.
Mengurangi
Wisata Kuliner Berlemak
Sebagai
food blogger, mau nggak mau saya sering banget tergoda untuk mereview restoran
kekinian. Contohnya ada restoran kambing terbaru, atau restaurant pasta terbaru
biasanya saya langsung mereview. Nah kalau sekarang sih sudah terjadwal, kalau
sudah makan kambing sekali sebulan, maka makan kambingnya beberapa bulan
kemudian.
Mengambil
Asuransi Untuk Jaminan Masa Depan
Ayah
saya meninggal di saat saya sudah memiliki anak dan suami, jadi saya sudah
mandiri. Namun saya punya adik bungsu yang masih belum lulus kuliah.Ibu saya
seorang ibu rumah tangga yang mata pencahariannya 100% dari ayah saya.
Awal
hidup tanpa ayah saya, ibu memang agak "keteteran" untuk menghidupi
dirinya sendiri dan membiayai adik saya. Sayapun hanya bisa membantu tak
banyak, malah sebelumnya ayah sayalah yang sering support perekonomian keluarga
kecil saya. Akhirnya Mau nggak mau, ibu saya berwirausaha dengan membuka rumah
makan.
Ayah
dan Ibu saya memang tidak mengambil asuransi. Maklum orang dulu masih
beranggapan kalau membeli asuransi kesehatan ataupun kematian maka akan
berharap sakit atau meninggal. Sedangkan saya berdasarkan pengalaman keluarga
menjadi terbuka bagaimana pentingnya mengambil asuransi karena pernah melihat
ibu saya terpuruk dan adik saya yang takut gagal menyelesaikan studi
dokternya.
Asuransi
bisa dikatakan jaminan masa depan untuk orang yang kita sayang. Asuransi untuk
jaga-jaga risiko masa depan dan sekali lagi bukan untuk berdoa terhadap hal
yang terburuk.
Bagaimana
Proses Klaim Flexi Critical Illness?
Apabila
kita terdiagnosa oleh penyakit seperti kanker, maka 50% (lima puluh persen)
dari uang pertanggungan akan dibayarkan saat terdiagnosa kanker tahap awal.
Klaim nilai asuransi ini akan membantu untuk pasien dalam melakukan pengobatan kanker.
Manfaat
Memilih Flexi Critical Illness
· Besar Nilai perlindungan
hingga Rp 2 miliar, tanpa perlu cek medis, dan 100% online. Hanya diperlukan
berat badan ideal saja.
· Biaya Premi sesuai
kemampuan
Kenaikan premi tiap tahunnya
hanya berkisar Rp. 5.000,- hingga Rp. 10.000,- Kisaran harga transparant
ditampilkan dalam grafik.
· Apabila kita mendaftar saat
muda maka nilai premi akan lebih murah dibandingkan risiko pendaftaran disaat
sudah berusia lanjut. Polis bisa diperpanjang hingga usia 85 tahun.
Cara Pembelian Flexi Critical Illness
[lengkapi step2 pembelian flexi ci & screen shoot]
- Pembelian bisa langsung di https://ilovelife.co.id
2. Proses
selanjutnya memilih asuransi Flexi Critical Illness, Lalu isi beberapa pertanyaan terkait kesehatan anda.
3.
Selanjutnya hitung premi dengan menulis data diri, berat badan, tinggi badan,
jumlah pertanggungjawaban yang diinginkan serta jangka waktu pembayaran yang
diinginkan. Setelah itu klik hitungan premi. Apabila sudah sesuai lalu klik
ambil.
4. Lengkapi data diri dengan Nama Sesuai KTP, No KTP lalu upload KTP.
5. Baca baik-baik syarat dan ketentuannya. Apabila sudah yakin maka klik setuju dan klik bayar.
6. Cek
email dengan pembayaran bisa dilakukan melalui Virtual Account, Transfer maupun Kartu Kredit.
7. Setelah melakukan pembayaran, Polis akan segera diterima
dalam waktu 1x24 jam.
8. Untuk mendapatkan asuransi, jangan lupa masukkan kode referral berikut BLOGFIKA34, ya.
Saat ini
memang banyak sekali pemilihan asuransi online, namun Asuransi Astra Life dapat
dipercaya dan proses klaim dan pendaftarannya sangat mudah. Mari mempersiapkan
masa depan keluarga kita dengan Asuransi penyakit kritis.
0 Comments