Wow nggak nyangka ternyata banyak yang nagih itinerary saya selama ke Jepang, padahal nulisnya males-malesan karena udah banyak traveler lain yang nulis di blog. Well, sebelumnya saya sudah nulis "Pengalaman Traveling ke Jepang" bisa di cek dulu tulisannya tentang gambaran traveling saya selama di Jepang.
Di artikel ini saya akan menulis full itinerary selama di Jepang. Siapin kuota yang banyak karena artikelnya panjang dan banyak foto hehehehe...
Itinerary Jepang
Hari ke 1
Imigrasi - Tukar Modem KKday - Tukar JR Pass
Saya sampai di Narita Airport jam 08.00 pagi menggunakan Malaysian Airlines. Setelah imigrasi selesai langsung menukar modem yang sudah saya booking sebelumnya. Untuk modemnya saya pilih provider dari KKday selama 10 hari dengan biaya Rp. 525.500,- Diantara beberapa perusahaan modem yang ada, menurut saya KKday dari Taiwan ini paling murah dan internetnya lancar.
Menuju ke lantai B1 saya menukarkan JR pass di JR East Travel Service Center. Saya mengaktifkan JR Pass dengan memilih tanggal besoknya, karena pada hari pertama tidak berencana keluar Tokyo jadi sayang aja kalau diaktifkan di hari pertama.
Kantor JR di Narita Airport |
Naik Bus keisei ke Tokyo
Selanjutnya saya beli tiket bus keisei, seharga 1000 yen (Rp. 127.000,-). Ulasannya sudah saya tulis di "Tokyo Shuttle Keisei, Transportasi Murah Dari Bandara Narita ke Stasiun Tokyo". Naik Bus Keisei merupakan alternatif murah menuju ke kota Tokyo karena jika saya naik Keisei Skyliner biayanya sekitar Rp. 380.000,- kecuali kalau kalian memiliki JR pass maka bisa menggunakan transportasi NEX.
Keisei Bus atau Tokyo Shuttle |
Beli Suica
Suica merupakan kartu pembayaran transportasi elektronik. Di Tokyo Station saya langsung membeli Suica di Vending Machine. Untung ada Englishnya jadi lancar belinya. Saya beli seharga 2.000 yen, yang 500 yen sebagai deposit yang bisa dikembalikan jika pulangnya nanti di refund. Lalu saya top up lagi 1.000 yen. Mahal ya beli kartu sama top up di hari pertama aja udah kena Rp. 380.000,- Namun kartu pembayaran wajib kalian beli untuk memudahkan naik transportasi.
Menuju ke penginapan apartement Airbnb
Apartement saya berada di kawasan Otsuka, sekitar 30 menit naik kereta JR dari Tokyo Stasiun. Lokasi apartementnya strategis dekat sama stasiun JR, kamar dan kamar mandinya juga bersih. Sayangnya waktu itu check inn baru bisa pada pukul 15.00, untungnya tetap bisa nitip koper.
Disekitaran apartement ada mall kecil yang nyambung sama Otsuka Station jadi saya keliling sampe pukul 15.00 baru kembali ke apartement.
Makan Halal di Yosiya
Saya ketiduran sampai jam 5 sore, lalu malamnya cari makanan halal di Yosiya di kawasan Shinjuku. Harga makanannya seharga 1382 yen atau Rp. 180.000,- pricey sih tapi saya pilih makanan yang mahal dan porsinya banyak.
Ulasan Yosiya Shinju sudah saya tulis di Pencarian Kuliner halal Tokyo.
Hari ke-2
Tateyama Alpine Route
Hari ini JR Pass saya sudah bisa dipake, jadi transportasinya gratis menggunakan kereta JR dan shinkasen sampai 7 hari ke depan.
Seharian sampai pukul 17.00 saya berada di Tateyama Alpine Route.
Tateyama Alpine Route |
Transportasi menuju Tateyama Alpine Route |
Beli KFC di Shinjuku
Dari Tateyama saya naik Shinkasen menuju ke Shinjuku, penginapan saya sebenarnya lebih dekat jika ke Tokyo Station namun karena nggak bisa langsung ke Tokyo Station saya mampir ke Shinjuku. Untuk makan malam, awalnya pengen cari Coco Curry Halal di Shinjuku akhirnya berakhir di KFC karena susah banget menemukan Coco Curry yang cabang Shinjuku.
KFC Jepang termurah seharga 840 yen atau sekitar Rp. 110.000,-
Omoide Yokocho/Piss Alley
Di Shinjuku, saya juga sempat berkeliling jalan-jalan ke ABC Mart, Don Quijote dan beberapa gerai toko untuk cuci mata. Lalu nggak sengaja menemukan sebuah gang kecil yang penuh dengan restaurant, suasananya seperti di film Jepang.
Gang mungil tersebut merupakan gang legendaris yang sudah ada sejak perang dunia II. Sempat ada kebakaran pada tahun 1999 yang menghabiskan seluruh restoran, lalu dibangun kembali tapi tanpa toilet sehingga disebut Piss Alley. Namun sekarang fasilitasnya sudah lengkap.
Di Omeido Yokocho aroma makanan khas sekali dan penuh dengan asap makanan. Saya sih nggak sempat mencicipi restoran di Omoide Yokocho karena sudah kenyang...
KFC Jepang termurah seharga 840 yen atau sekitar Rp. 110.000,-
Menu KFC di Japan |
KFC seharga 840 yen |
Suasana malam di Shinjuku |
Omoide Yokocho/Piss Alley
Gang mungil tersebut merupakan gang legendaris yang sudah ada sejak perang dunia II. Sempat ada kebakaran pada tahun 1999 yang menghabiskan seluruh restoran, lalu dibangun kembali tapi tanpa toilet sehingga disebut Piss Alley. Namun sekarang fasilitasnya sudah lengkap.
Omeido Yokocho |
mirip dengan setting film di Jepang ya? |
Di Omeido Yokocho aroma makanan khas sekali dan penuh dengan asap makanan. Saya sih nggak sempat mencicipi restoran di Omoide Yokocho karena sudah kenyang...
Hari ke - 3
Check Out Apartement dan Menuju ke Takayama
Setelah check out saya naik kereta mulai dari Otsuka menuju ke Takayama dari jam 08.00 dan sampai jam 13.30. Lumayan 5.5 jam di Shinkasen dan tiduran. Takayama merupakan stasiun terdekat untuk menuju ke Shirakawa go yang merupakan Desa Heritage yang sudah diakui oleh UNESCO.
Sewa Loker
Di Takayama saya memutuskan untuk sewa loker untuk koper berukuran besar seharga 1.000 yen/hari. Jadi maunya sewaktu di Shirakawago nggak pengen geret-geret koper.
Naik Bus ke Shirakawago
Jam 14.30 saya naik bus dan sampai di Shirakawago pukul 15.30. Setelah itu jalan kaki menuju ke penginapan.
Persiapan mau naik bus ke Shirakawago |
Menginap di Furusato
Di Shirakawago saya menginap di rumah gassho style yang permalamnya 8.900 yen. Kayaknya wajib banget menginap di rumah gassho style karena unik. Kapan lagi kalau bukan di Jepang, meskipun bookingnya penuh perjuangan.
Shirakawago |
Menginap di Furusato |
Hari ke- 4
Shirakawago - Ainokura
Setelah check out saya naik bus menuju desa Ainokura yang jaraknya 15 km. Ulasannya sudah saya tulis di Transportasi Dari Shirakawago ke Ainokura dan Suganuma.
Ainokura |
Pemandangan Desa Ainokura |
Tempat oleh-oleh di Ainokura |
Naik Bus Nohi ke Takayama
Setelah kembali dari Ainokura saya kembali ke Shirakawago. Cari makan siang dulu lalu naik bus Nohi menuju ke Takayama pukul 17.20.
Di Takayama Station saya ambil koper, lalu ambil uang di seven eleven. Ambil uang menggunakan ATM BCA dengan logo Cirrus, ada charge Rp. 50.000 sekali transaksi.
Takayama Station - Shin Osaka Station
Perjalanan menuju ke OSaka dengan Shinkasen 3.5 jam perjalanan. Saya ingat sampai di Shin Osaka Station jam 11.00 malam. Lalu harus pindah kereta JR dari Shinkasen ke Osaka Station untuk menuju ke Sinsaibashi Station untuk menuju ke penginapan.
A-Style Shinsaibashi
Hampir pukul 12.00 malam saya geret-geret koper menuju penginapan. Untuk waktu check out yang tengah malam, saya sudah memberitahukan via email, lalu saya sengaja cari hostel yang bisa check inn 24 jam.
Tulisannya bisa di lihat di Referensi Hotel Osaka: A Style Shinsaibashi
Lobby A-style Shinsaibashi |
Capsule Hostel yang saya tempati |
Tulisannya bisa di lihat di Referensi Hotel Osaka: A Style Shinsaibashi
Hari ke-5
Kuromon Ichiba Market
Selama 4 hari itinerary di Jepang itinerary sangat padat dan pindah-pindah kota, di Osaka saya sampai klenger bangun kesiangan...
Jadi hari itu sengaja bangun siang lalu jalan-jalan ke Kuromon Ichiba Market buat cari camilan. Kuromon Ichiba Market ini surganya seafood yang jenisnya aneh-aneh, cocok banget untuk kulineran. Ulasan lengkapnya bisa dilihat di: Kulineran dan Cuci Mata di Ichiba Market Osaka
Kuromon Ichiba Market |
Tersesat ke Bianglala Otsuka
Sebenarnya hari itu saya mau santai-santai karena lelah, lalu setelah dari Kuromon Ichiba Market kepikiran mau ke Bianglala Otsuka karena takut kalau ke Osaka Castle tempatnya luas bakalan kelelahan. Eh malah tersesat jalan sampai 2km.
Intinya sih ini gara-gara google maps.
Jadi dari Osakako Station saya sudah setting menuju ke Tempozan Ferris Wheels. Jalan kaki kok nggak sampai-sampai sampai saya tersadar kalau udah jalan kaki 2 km sampai ke Dotonburi. Parahnya lagi Dotonburi itu satu station sama penginapan saya. Pantes kaki saya udah mati rasa hahaha.. Untung bawa koyo bisa ditempel kaki kanan kiri.
Dotonburi
Dotonburi merupakan tempat perbelanjaan, kuliner, wisata dan pastinya tempat "jujugan" wisatawan kalau lagi di Osaka. Setelah klenger saya leyeh-leyeh duduk di sebelah sungai Dotonburi sambil lihat kanal. Pokoknya di Dotonburi ini kalian bisa sampai pagi hingga malam nongkrong.
Review lengkap bisa di cek langsung di Inilah Suasana dan Transportasi ke Dotonburi
Dotonburi |
Review lengkap bisa di cek langsung di Inilah Suasana dan Transportasi ke Dotonburi
Ramen Honolu
Dari Dotonburi saya jalan kaki menuju ramen honolu, beli ramen seharga 980 yen yang lezat banget. Ulasannya sudah saya tulis di... Kuliner Halal di Osaka
Ramen Honolu |
Hari ke-6
Osaka - Kyoto
Jadi saya nggak menginap di Kyoto cuma di Osaka karena males pindah-pindah hotel. Karena pakai JR pass dari Osaka ke Kyoto naik shinkasen cuma 30 menit.
Arashiyama - Bamboo Forest - Fushimi Inari dan Gion
Di Kyoto waktu saya cuma sehari aja, semua wisata yang ada di Kyoto saya lembur di Arashiyama, Bamboo Forest, Fushimi Inari dan Gion. Wisata yang belum saya datangi cuma satu yaitu Kuil Kiyomizudera.Rickshaw di Arashiyama |
Bamboo Forest |
Fushimi Inari |
Fushimi Inari |
Gion |
Matsuri
Kuliner halal di Osaka
Matsuri |
Okonomiyaki Matsuri |
Di Gion saya sempat mencari kuliner halal yaitu Naritaya, sayangnya sudah sampai di depan restoran ternyata tutup. Akhirnya kulineran di Osaka bukan di Kyoto. Matsuri salah satu kuliner halal yang baru buka, kuliner terkenalnya yaitu Okonomiyaki.
Review lengkap : Matsuri
Hari ke-7
Check Out Hotel
Di hari ke -7 ini saya akan kembali ke Tokyo, tapi sebelumnya mau jalan-jalan dulu di Universal Studio Osaka.
Universal Studio Osaka
Untuk koper saya titipkan di Universal Studio Osaka, agak pricey sih untuk penitipan kopernya seharga 1.000 yen untuk koper berukuran besar.
Tiket Universal Studio Osaka saya beli di travel Indonesia, di sana tinggal scan barcodenya. Universal Studio Osaka ini terkenal akan Harry Potter-nya, jadi saya langsung mencari area Harry Potter. Nggak ketinggalan beli minuman wajibnya yaitu Butter Beer seharga 680yen. Wih ternyata minumannya enak banget, pantes antriannya ramai.
Fans Harry Potter pasti pengen ke sini |
Butter Beer Legendaris |
Di Universal Studio Osaka saya sampai sore hari berkeliling area Minion, San Fransisco, Jaws...pokoknya yang nggak ada di Universal Studio Singapore saya datangi. Luas tempatnya 24 hektar dan ditengah-tengahnya ada sungai buatan cantik banget kalau nongkrong di kursi-kursi yang ada di pinggir sungai. Nggak nyesel masuk Universal Studio Osaka padahal sebelumnya takut kalau boring karena tempatnya bakalan sama seperti Universal Studio Singapore.
Universal Studio Osaka |
Tokyo - Check Inn Hostel
Perjalanan berikutnya setelah bermain di Universal Studio Osaka saya kembali ke Tokyo menggunakan Shinkasen. Total perjalanannya yaitu 3 jam.
Penginapan saya berada di Akihabara bernama Grids. Waktu keluar di Akihabara Station saya sempat di datangi sama orang Jepang yang nanya-naya tujuan saya. Sempat saya jawab pertanyaan, lalu beberapa orang yang melihat saya kayak ngasih kode geleng-geleng kepala. Intinya sih sepertinya orang yang nanya saya tadi ada maksud jahat kayak mau nganterin saya ke penginapan karena dilihat saya bawa koper besar lalu minta uang. Tapi saya bilang ..no..no.. akhirnya dia pergi.
Setelah itu hari berikutnya lewat Akihabara Station meskipun pulang malam aman-aman aja... Grid Hostel jaraknya sekitar 700 meter, lumayanlah jalan kaki 15 menitan. Hostelnya dala satu kamar ada 16 kapsul, saya memilih yang female dorm.
Grids Hostel Akihabara |
Coco Ichibaiya
Setelah perjalanan sehari yang melelahkan, saya mencari kuliner halal di kawasan akihabara yaitu Coco Ichibaiya. Coco Ichibaiya yang berwarna gerai hijau terkenal akan kuliner Chicken Curry. Waktu di restorannya serasa berada di Indonesia karena banyak traveler dari Indonesia dan Malaysia. Saya membeli chicken cutlet seharga 900 yen.
Coco Ichibaiya |
Curry |
Hari ke-8
Hitachi Seaside Park
Ini hari terakhir saya menggunakan JR Pass karena sudah 7 hari, saya memanfaatkannya untuk ke Hitachi Seaside Park yang lokasinya sedikit keluar dari Tokyo. Hitachi Seaside Park merupakan taman bunga yang ada setiap tahun, setiap musimnya akan tumbuh jenis bunga yang berbeda. Saya memanfaatkannya dengan bersepeda dan keliling taman bunganya.
Ulasan Lengkap : Sehari ke Hitachi Seaside Park
Hitachi Seaside Park |
Halal Beef
Halal Beef dari China merupakan makanan halal yang baru buka di Jepang. Tempatnya ramai banget karena banyak pengunjung yang masih penasaran sama rasanya. Porsinya banyak jadi sangat mengenyangkan dengan harga 880 yen. Ulasannya sudah saya tulis lengkap di Kuliner halal Tokyo.
Halal Beef |
Bic Camera Akihabara
Karena besok JR Pass saya sudah habis masa berlakunya, saya memutuskan untuk membeli Tokyo Subway untuk perjalanan unlimited menggunakan Subway. Tokyo Subway hanya bisa dibeli di Airport, beberapa tourist information dan BIC Camera. Paling mudah sih di BIC Camera karena banyak cabangnya.
Suasana malam di Akihabara |
Tokyo Subway |
Saya membeli yang 24 hours harganya 800 yen. Untuk pembeliannya wajib menggunakan paspor. Kartu akan terhitung 24 jam selama pertama kali di tap di mesin gate masuk Tokyo Subway. Kalau masuknya jam 8 pagi maka bisa digunakan hingga jam 8 pagi besoknya. Berlaku hanya untuk subway dan tidak bisa untuk kereta jenis JR.
Hari ke-9
Jiyugaoka
Kalau waktu kalian terbatas di Tokyo, mending Jiyugaoka di skip aja...
Selesai berfoto di Lavita, saya sempat mampir di kedai mungil potato creme yang katanya favorit wisatawan. Potato Creeme merupakan kentang tumbuk alias mashed potato yang diberikan topping rasa, harganya 550 yen. Kemudian saya melanjutkan perjalanan menuju Shibuya..
Shibuya
Gara-gara sebuah artikel yang menulis Jiyugaoka sebagai Little Europe di Tokyo, akhirnya saya penasaran untuk ke Jiyugaoka. Untuk ke Jiyugaoka dari Oimachi Station harus menggunakan kereta local yang tidak bisa tercover kartu subway maupun JR Pass seharga 160 yen.
Jiyugaoka ini sedikit keluar dari kota Tokyo, setelah keluar dari stasiun, saya langsung bisa melihat deretan toko-toko kecil dengan desain yang apik. Banyak juga kafe-kafe mungil. Setiap gang-gang kecil di Jiyugaoka sudah ada klasifikasi tempat tersendiri seperti toko bunga, toko kain, kafe dan sebagainya... Tujuan saya langsung ke Lavita yang merupakan spot untuk berfoto favorit di Jiyugaoka. Ternyata tempatnya mungil jauh dari ekspektasi saya...
Kalau waktu kalian terbatas di Tokyo, mending Jiyugaoka di skip aja...
Jiyugaoka |
Lavita - Jiyugaoka |
Selesai berfoto di Lavita, saya sempat mampir di kedai mungil potato creme yang katanya favorit wisatawan. Potato Creeme merupakan kentang tumbuk alias mashed potato yang diberikan topping rasa, harganya 550 yen. Kemudian saya melanjutkan perjalanan menuju Shibuya..
Potato Cream |
Shibuya
Siapapun yang ke Shibuya pasti penasaran sama patung hachiko dan zebra cross Shibuya yang tersohor karena Fast anda furious. Jadi di Shibuya saya sekedar melepas rasa penasaran di dua tempat tersebut...
Shibuya ala Fast and Furious |
Sengaja ceweknya nggak diblur ya karena wajahnya indah heheheh |
Harajuku
Belum lengkap ke Jepang tanpa ke Harajuku. Tujuan saya langsung ke Takeshita Street yang merupakan tempat favoritnya wisatawan untuk berbelanja dan juga kulineran. Yang nggak boleh ketinggalan yaitu nyobain crepes dan kentang calbe+. Kalau mau beli oleh-oleh murah bisa di Daiso. Di Harajuku saya juga sekalian beli Tokyo Metro lagi, harusnya kemarin saya beli yang 2 days..jadi saya beli yang 1 days lagi.
Takeshita Street |
Crepes di Harajuku |
Jalur Takesita Street memang asik banget buat nongkrong sampai malam, setelah bosan saya menuju ke Tokyu Plaza, Cat Street sama Line.
Selama di Jepang, saya sering banget makan ramen, sampai kangen yang namanya gorengan. Waktu browsing nggak sengaja menemukan kuliner Ginza Itsuka yaitu tempura halal. Alhamdulilah rasa masakannya nggak mengecewakan dan porsinya besar banget. Di Ginza Itsuka semua makanannya digoreng tepung crispy, sayur dan telurnya pun digoreng tepung.
Kuliner Ginza Itsuka
Selama di Jepang, saya sering banget makan ramen, sampai kangen yang namanya gorengan. Waktu browsing nggak sengaja menemukan kuliner Ginza Itsuka yaitu tempura halal. Alhamdulilah rasa masakannya nggak mengecewakan dan porsinya besar banget. Di Ginza Itsuka semua makanannya digoreng tepung crispy, sayur dan telurnya pun digoreng tepung.
Ginza Itsuka |
Gorengan di Ginza Itsuka |
Hari ke-10
Kawagoe
Kawagoe terkenal dengan Little Edo yang lokasinya tidak jauh dari kota Tokyo. Tempat yang saya kunjungi di Little Edo yaitu Toki No Kane (Bell Tower), Penny Candy Lane dan Taissho Roman Street. Cerita lengkapnya sudah saya tulis di Panduan ke Kawagoe.
Halal Ouka Ramen
Harajuku
Kawagoe sebenarnya tidak ada dalam daftar itinerary, sebelumnya saya merencanakan ke Pasar Tsukiji, tapi saya baca berita Pasar Tsukiji akan ditutup 2 minggu lagi. Lalu saya mikirnya percuma ke Pasar Tsukiji karena tidak akan bisa diulas lagi di blog karena bakalan tutup yang akan digantikan dengan Pasar Toyusu. Detik-detik berikutnya saya ganti itinerary ke Kawagoe.
Kawagoe |
Bell Tower Kawagoe |
Kawagoe terkenal dengan Little Edo yang lokasinya tidak jauh dari kota Tokyo. Tempat yang saya kunjungi di Little Edo yaitu Toki No Kane (Bell Tower), Penny Candy Lane dan Taissho Roman Street. Cerita lengkapnya sudah saya tulis di Panduan ke Kawagoe.
Halal Ouka Ramen
Di kawasan Kawagoe ini tidak ada makanan halal. Saya memutuskan kulineran di daerah Shinjuku yaitu di Halal Ouka Ramen. Kuliner Halal Ouka Ramen sangat terkenal di kalangan wisatawan muslim. Seporsi ramen ayam harganya 1.200 yen.
Halal Ouka Ramen |
Ramen ayam seharga 1.200 yen |
Harajuku
Setelah dari Halal Ouka Ramen, saya memutuskan malam terakhir nongkrong di Harajuku. Kegiatannya hampir sama dengan hari sebelumnya yaitu beli Crepes di kedai lain dan juga beli Calbe+ dengan rasa berbeda. Flight saya besok pagi dan menggunakan transportasi Keisei bus dari Tokyo Station.
Hampir semua tempat-tempat wisata di Tokyo, Kyoto, Osaka berhasil saya kunjungi. Selama ini saya selalu berpikir transportasi di Jepang rumit ternyata salah, website Hyperdia sangat membantu untuk menemukan transportasi yang sesuai. Asalkan paket internet ada maka kita tidak akan tersesat selama di Jepang. Okay... akhirnya bisa menyelesaikan Itinerary dan panduan lengkap ke Jepang, jika kalian ada pertanyaan bisa langsung di kolom komentar ya...
0 Comments