Wah sepertinya tahun ini banyak banget long weekend ya? Karena tiket domestik semakin mahal maka larinya ya jalan-jalan ke Luar Negeri. Liburan kali ini saya rombongan bersama keluarga besar dan ada 2 teman saya ke Malaysia selama 4 hari. Untuk tujuannya yaitu ke Kuala Lumpur, Genting dan Melaka.
Banyak sih yang udah nulis di blog tentang Itinerary Kuala Lumpur, Genting dan Melaka, tapi pengalaman saya tentu berbeda dengan yang lainnya. Apalagi trip ini banyak banget tujuannya tapi tetap santai. Untuk transportasi juga saya mixed antara naik transportasi publik dan Grab. Jadi berikut Itinerary Kuala Lumpur, Genting dan Melaka :
Itineray Kuala Lumpur, Genting dan Melaka
Itineray Kuala Lumpur, Genting dan Melaka
Hari ke-1
Kami naik citilink jadi turunnya di KLIA 1 sekitar jam 15.30. Seperti biasa ritual beli simcard dulu di bandara seharga 20RM. Kalau di Malaysia saya selalu menggunakan DIGI simcard karena menurut saya signalnya bagus.
Naik Bus ke KL Sentral
Ada beberapa alternatif transportasi ke KL Sentral, yaitu KLIA Ekspress seharga RM 55 durasi 30 menit perjalanan atau bus RM 11 untuk satu jam perjalanan. Pilihan bus selalu menjadi alternatif saya karena lebih murah dibandingkan KLIA Ekspress, apalagi kalau rombongan dalam jumlah besar.
Untuk membeli tiket bus, kita harus turun ke Terminal Bus yang ada di Lantai Ground. Ikuti aja petunjuknya untuk menuju Terminal Bus yang ada di KLIA. Setelah itu beli tiket bus di counter Airport Coach Bus, ada kok nanti tulisan rutenya jadi nggak perlu bingung. Setelah dapat tiket, bisa langsung naik bus di Platform 1.
Busnya nyaman dan kalau bawa koper gede pun nggak masalah. Perjalanan satu jam menuju ke KLIA ini nanti diturunkan ke tempat pemberhentian bus khusus KL Sentral. Buat yang pertama kali pastinya langsung bingung mau kemana...tapi setelah turun bus tinggal cari aja eskalator atau lift untuk naik ke KL Sentral.
Beli Tiket Bus Genting di KL Sentral
Rencananya besoknya kami ke Genting. Nah sebaiknya kalau ke Genting booking tiket busnya itu sehari sebelumnya agar dapat jam yang diinginkan. Counter tiket bus Genting ini nggak jauh dari tempat turun bus tadi. Saya kemudian beli paket genting yaitu Bus PP dan Awana Skyway PP dengan jadwal perjalanan pukul 10.00 seharga RM 13.4
Setelah mendapatkan tiket kami makan dulu ke KFC Malaysia. Entah kenapa KFC Malaysia selalu jadi favorit saya kalau lagi jalan-jalan ke negeri ini. Selalu kangen sama nasi lemaknya dan saladnya.
Rencananya besoknya kami ke Genting. Nah sebaiknya kalau ke Genting booking tiket busnya itu sehari sebelumnya agar dapat jam yang diinginkan. Counter tiket bus Genting ini nggak jauh dari tempat turun bus tadi. Saya kemudian beli paket genting yaitu Bus PP dan Awana Skyway PP dengan jadwal perjalanan pukul 10.00 seharga RM 13.4
Antrian Tiket Go Genting |
Monorel KL Sentral ke Bukit Bintang dan MOV Hotel
Jadi hotel saya berada di kawasan bukit bintang. Sengaja banget cari lokasi hotel di Bukit Bintang karena lokasinya sudah pasti strategis dan gampang banget kalau jalan-jalan ke deretan mallnya. Untuk yang pertama kali ke KL Sentral pasti bingung sama nama-nama kereta yang ada di sana, ada Monorel, MRT, KTM, Kelana Jaya, KLIA Transit. Jadi sebaiknya pelajari dulu agar tidak bingung.
Jadi hotel saya berada di kawasan bukit bintang. Sengaja banget cari lokasi hotel di Bukit Bintang karena lokasinya sudah pasti strategis dan gampang banget kalau jalan-jalan ke deretan mallnya. Untuk yang pertama kali ke KL Sentral pasti bingung sama nama-nama kereta yang ada di sana, ada Monorel, MRT, KTM, Kelana Jaya, KLIA Transit. Jadi sebaiknya pelajari dulu agar tidak bingung.
Kalau ke Bukit Bintang bisa naik monorel dan MRT. Kami memilih naik monorel. Setelah itu tinggal cari gate masuk dan beli token untuk tiketnya. Naik monorel di jam-jam sibuk harus siap berdesakan dan siapkan badan untuk berpegangan. Tapi nggak lama kok dari KL Sentral ke Bukit Bintang, sekitar ya 15 menitan.
Untuk hotel saya memilih MOV hotel Bukit Bintang karena lokasinya strategis. Dari monorel tadi cuma jalan sekitar 200 meteran sudah sampai ke hotel.
Roti John Titiwangsa
Malemnya karena penasaran sama rasa roti john, kami naik grab ke Titiwangsa. Biaya Grabnya sekitar RM 11.
Sebenarnya roti john ini bukanlah list wajib ketika di Kuala Lumpur, namun karena adik saya penasaran dengan rasanya jadi harus diturutin. Rasanya juga nggak mengecewakan, malah lebih enak daripada yang ada di Surabaya.
Jalan-jalan ke Bukit Bintang
Dari Roti Jogn tadi, kami kembali menggunakan grab untuk ke Bukit Bintang. Di Bukit Bintang kami cuma sekedar jalan-jalan melewati mall-mall dan kembali ke hotel dengan jalan kaki.
Setelah saya baca-baca ada referensi kuliner nasi lemak yang enak maka meluncurlah saya ke Nasi Lemak Tanglin.
Antriannya lumayan sih tapi rasanya nggak mengecewakan. Seporsi nasi lemak dengan lauk paruh sekitar 4 Ringgit. Ikannya juga macam-macam ada ayam, sotong, rendang dan sebagainya.
Genting
Dari Nasi Lemak Tanglin, kami naik grab ke KL Sentral untuk naik bus ke Genting. Perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam. Saran sih kalau mudah mabuk bawa antimo atau semacamnya karena medan ke Genting itu dataran tinggi jadi jalannya sudah pasti meliuk-liuk :)
Sampai di Genting langsung naik Skyway-nya. Genting memang asiknya ya naik skyway atau cable car-nya. Nanti turunnya di Sky Avenue Mall. Kalau kalian turun di Kuil Chin Swee juga bisa, nanti bisa lanjut naik cable car turun di Sky Avenue Mall.
Di Sky Avenue Mall ini kami cuma sekedar makan aja dan keliling mall. Agak bingung juga sih ngapain di mallnya. Tapi kalau mau masuk indoor themepark seperti Snow World, Jurasic Research Centre, Alive Museum juga ada. Lagi ngempet aja nggak masuk ke theme park-nya, ke Jatim Park 3 Malang yang dekat Surabaya aja belum ke sana hehehehe...
Puas di Sky Avenue dan sholat juga, kami balik lagi di Sky Avenue Station. Nah di samping Sky Avenue Station ada Genting Premium Outlet. Tinggal nyebrang jalan kaki aja udah sampai. Genting Premium Outlet ini tempat barang-barang branded. Memang setelah saya cek harganya lebih murah daripada di Indonesia.
Menara Petronas
Sampai di KL Sentral sekitar pukul 16.00. Lalu lanjut lagi ke Menara Petronas.
Kangen sama seafood, malamnya kami kulineran di Portugese Grill Fish di kawasan Chinatown. Rekomendasi banget buat yang pengen jalan-jalan sambil kulineran. Reviewnya sudah saya tulis lengkap di Portugese Grill Fish.
Setelah Check Out dari MOV Hotel, kami menuju ke Melaka. Niat awalnya yaitu naik bus ke Melaka dari Terminal Bersepadu Selatan dengan menggunakan Grab. Nah di Grab itu sopirnya malah nawarin diantar naik Grab langsung ke Melaka. Biayanya RM 200 atau kalau dikurskan atau Rp. 700.000,- tapi kami berlima jadi kalau dibagi Rp. 140.000,-.
Kalau misalnya naik bus dari Terminal Bersepadu Selatan sih lebih murah karena tiket bus Kuala Lumpur ke Melaka Sentral cuma RM 11.4. Karena ibu saya sudah kelelahan dan malas geret koper maka naik Grab jadi pilihan. Aplikasi Grabnya kami matikan langsung asal permintaan driver karena harganya kan nego-negoan.
Memang enak banget sewa mobil ke Melaka, di mobil leyeh-leyeh sambil dengerin si sopir cerita tentang Malaysia kayak guide. Tiba-tiba aja dua jam perjalanan sudah sampai Melaka dan sampai di Jonker Inn Hotel.
Jonker Inn Hotel
Waktu memilih Jonker Inn Hotel ini perlu perdebatan yang panjang dengan teman-teman saya karena penampilan hotelnya terlihat menyeramkan di internet. Saya tetep keukeh memilih Jonker Inn Hotel karena alasannya meskipun hotelnya kuno tapi saya lihat reviewnya di Internet bagus. Lalu lokasinya tepat di Jonker Walk yang merupakan tempat kuliner dan pasar malam.
Setelah sampai di hotel, meskipun hotelnya kuno tapi bersih banget. Ada lift, dan kamarnya bersih. Receptionist pun ramah banget. Intinya sih nggak mengecewakan sama sekali.
The Stadthuys dan Cendol Melaka
Jadwal Check inn masih lama yaitu pukul 14.00, kami jalan-jalan dulu ke The Stadthuys dengan jalan kaki 650 meter. Taou sebelumnya makan Bibik House Cendol Melaka terlebih dahulu. Harganya yaitu RM 7. Diminum panas-panas rasanya seger banget dan rasanya memang recommended.
Setelah nongkrong di Bibik House Cendol, kami menyusuri jalan sepanjang Jonker Walk ke The Stadthuys. Dari informasi receptionist hostel, Melaka tuh orang-orangnya hidup di malam hari, jadi kalau siang mereka tidur. Benar saja Jonker Walk di siang hari sangat sepi dibandingkan ketika malam hari.
The Stadthuys merupakan tempat bersejarah yang terkenal dengan warna merahnya. Ada gereja, dan bangunan bersejarah yang dibangun pada tahun 1650. Di depan The Stadthuys ini ada Malacca River. Semua turis sih bakalan berkumpul di The Stadthuys, dan siang itu seperti hari-hari biasanya The Stadthuys ramai wisatawan.
Gagal Makan di Asam Pedas Selera Kampung
Katanya kalau ke Melaka wajib nyobain kulinernya Asam Pedas Selera Kampung. Sudah berangkat dari The Stadthuys menggunakan grab eh malah tutup. Karena lapar berat maka ke restoran depannya yang juga jual Asam Pedas namanya Hajah Ruhanah.
Restorannya juga ramai banget. Konsepnya ambil langsung makananya lalu baru dihitung. Sayangnya kami kurang cocok sama makanannya karena terlalu asin. Mungkin selera orang Melaka suka yang asin-asin.
Di depannya Asam Pedas ini ada pasar, saya lupa namanya. Lalu nyobain dodol khas Melaka. Rasanya enak banget dodolnya, kalah sama rasa yang di Indonesia. Setelah saya browsing, dodol Melaka memang oleh-oleh wajib karena rasanya unik.
Jonker Walk Night Market
Malamnya kami jalan-jalan ke Jonker Walk Night Market. Benar saja Jonker Walk Night Market ini semakin malam semakin ramai saja. Waktu masih sore ketika para penjual baru menggelar dagangannya masih sepi, setelah maghrib kami jalan kaki aja susah banget.
Menurut saya sih Jonker Walk Night Market ini hanyalah penjual kaki lima, bahkan teman saya bilang kayak pasar di ITS Surabaya atau TP7 di depan Tugu Pahlawan hehehe... Tapi meskipun kami nyinyir ada magnet tersendiri di Jonker Walk Night Market. Tempat ini disukai turis karena kiri kanannya merupakan bangunan-bangunan kuno yang masih terjaga. Banyak tempat nongkrong semacam kafe dan jajanan aneh di Jonker Walk Night Market.
Pak Putra Restaurant
Malamnya kami mencari makan di Pak Putra Restaurant yang merupakan kuliner Chicken Tandori yang paling terkenal di Melaka. Dari Jonker Walk Night Market jalan kaki sekitar 600 meter.
Restaurantnya ramai banget wisatawan. Suka banget sama konsepnya yang makannya outdoor sambil lihat jalan raya di Melaka. Pesanan kami cukup wah dan rasanya nggak mengecewakan. Review sudah saya tulis lengkap di Pak Putra Restaurant
Dari Pak Putra Restaurant kami masih nongkrong di Jonker Walk Night Market sampai jam 12 malam.
Setelah Check Out dari hotel kami kulineran di Sup Lembu Tangkak. Kulinernya merupakan kuliner halal terkenal di Melaka. Kami menggunakan Grab dari hotel ke Sup Lembu Tangkak.
Bus Melaka ke KLIA 1
Dari Melaka kami naik bus dari Melaka Sentral. Untuk tiketnya sudah saya beli sehari sebelumnya, jadi setelah sampai di Melaka driver Grabnya mampir dulu sebelum check inn ke Jonker Inn. Kami beli tiket bus Transnasional seharga RM 24.90. Dua jam kemudian sampailah kami di KLIA 1 dan melanjutkan penerbangan ke Surabaya.
Biaya ke Kuala Lumpur, Genting dan Melaka
Jadi berapa sih biaya liburan ke Kuala Lumpur, Genting dan Melaka seperti itinerary saya? Karena trip kali ini bukanlah trip backpacker maka tidak bisa dijadikan panduan buat yang budget terbatas. Mohon dimaklumi karena trip ini saya bawa ibu saya yang suah nenek-nenek dan anak saya yang kalau capek biasanya ada adegan dramanya hehehe..
Berikut Rincian harga yang saya tulis per orang bukan semua rombongan ya...:
Malemnya karena penasaran sama rasa roti john, kami naik grab ke Titiwangsa. Biaya Grabnya sekitar RM 11.
Sebenarnya roti john ini bukanlah list wajib ketika di Kuala Lumpur, namun karena adik saya penasaran dengan rasanya jadi harus diturutin. Rasanya juga nggak mengecewakan, malah lebih enak daripada yang ada di Surabaya.
Jalan-jalan ke Bukit Bintang
Dari Roti Jogn tadi, kami kembali menggunakan grab untuk ke Bukit Bintang. Di Bukit Bintang kami cuma sekedar jalan-jalan melewati mall-mall dan kembali ke hotel dengan jalan kaki.
Hari ke-2
Kuliner di Nasi Lemak TanglinSetelah saya baca-baca ada referensi kuliner nasi lemak yang enak maka meluncurlah saya ke Nasi Lemak Tanglin.
Antriannya lumayan sih tapi rasanya nggak mengecewakan. Seporsi nasi lemak dengan lauk paruh sekitar 4 Ringgit. Ikannya juga macam-macam ada ayam, sotong, rendang dan sebagainya.
Genting
Dari Nasi Lemak Tanglin, kami naik grab ke KL Sentral untuk naik bus ke Genting. Perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam. Saran sih kalau mudah mabuk bawa antimo atau semacamnya karena medan ke Genting itu dataran tinggi jadi jalannya sudah pasti meliuk-liuk :)
Sampai di Genting langsung naik Skyway-nya. Genting memang asiknya ya naik skyway atau cable car-nya. Nanti turunnya di Sky Avenue Mall. Kalau kalian turun di Kuil Chin Swee juga bisa, nanti bisa lanjut naik cable car turun di Sky Avenue Mall.
Di Sky Avenue Mall ini kami cuma sekedar makan aja dan keliling mall. Agak bingung juga sih ngapain di mallnya. Tapi kalau mau masuk indoor themepark seperti Snow World, Jurasic Research Centre, Alive Museum juga ada. Lagi ngempet aja nggak masuk ke theme park-nya, ke Jatim Park 3 Malang yang dekat Surabaya aja belum ke sana hehehehe...
Puas di Sky Avenue dan sholat juga, kami balik lagi di Sky Avenue Station. Nah di samping Sky Avenue Station ada Genting Premium Outlet. Tinggal nyebrang jalan kaki aja udah sampai. Genting Premium Outlet ini tempat barang-barang branded. Memang setelah saya cek harganya lebih murah daripada di Indonesia.
Menara Petronas
Sampai di KL Sentral sekitar pukul 16.00. Lalu lanjut lagi ke Menara Petronas.
Portugese Grill Fish
Kangen sama seafood, malamnya kami kulineran di Portugese Grill Fish di kawasan Chinatown. Rekomendasi banget buat yang pengen jalan-jalan sambil kulineran. Reviewnya sudah saya tulis lengkap di Portugese Grill Fish.
Hari ke-3
Naik Taksi Ke MelakaSetelah Check Out dari MOV Hotel, kami menuju ke Melaka. Niat awalnya yaitu naik bus ke Melaka dari Terminal Bersepadu Selatan dengan menggunakan Grab. Nah di Grab itu sopirnya malah nawarin diantar naik Grab langsung ke Melaka. Biayanya RM 200 atau kalau dikurskan atau Rp. 700.000,- tapi kami berlima jadi kalau dibagi Rp. 140.000,-.
Kalau misalnya naik bus dari Terminal Bersepadu Selatan sih lebih murah karena tiket bus Kuala Lumpur ke Melaka Sentral cuma RM 11.4. Karena ibu saya sudah kelelahan dan malas geret koper maka naik Grab jadi pilihan. Aplikasi Grabnya kami matikan langsung asal permintaan driver karena harganya kan nego-negoan.
Memang enak banget sewa mobil ke Melaka, di mobil leyeh-leyeh sambil dengerin si sopir cerita tentang Malaysia kayak guide. Tiba-tiba aja dua jam perjalanan sudah sampai Melaka dan sampai di Jonker Inn Hotel.
Jonker Inn Hotel
Waktu memilih Jonker Inn Hotel ini perlu perdebatan yang panjang dengan teman-teman saya karena penampilan hotelnya terlihat menyeramkan di internet. Saya tetep keukeh memilih Jonker Inn Hotel karena alasannya meskipun hotelnya kuno tapi saya lihat reviewnya di Internet bagus. Lalu lokasinya tepat di Jonker Walk yang merupakan tempat kuliner dan pasar malam.
Setelah sampai di hotel, meskipun hotelnya kuno tapi bersih banget. Ada lift, dan kamarnya bersih. Receptionist pun ramah banget. Intinya sih nggak mengecewakan sama sekali.
The Stadthuys dan Cendol Melaka
Jadwal Check inn masih lama yaitu pukul 14.00, kami jalan-jalan dulu ke The Stadthuys dengan jalan kaki 650 meter. Taou sebelumnya makan Bibik House Cendol Melaka terlebih dahulu. Harganya yaitu RM 7. Diminum panas-panas rasanya seger banget dan rasanya memang recommended.
The Stadthuys merupakan tempat bersejarah yang terkenal dengan warna merahnya. Ada gereja, dan bangunan bersejarah yang dibangun pada tahun 1650. Di depan The Stadthuys ini ada Malacca River. Semua turis sih bakalan berkumpul di The Stadthuys, dan siang itu seperti hari-hari biasanya The Stadthuys ramai wisatawan.
Gagal Makan di Asam Pedas Selera Kampung
Katanya kalau ke Melaka wajib nyobain kulinernya Asam Pedas Selera Kampung. Sudah berangkat dari The Stadthuys menggunakan grab eh malah tutup. Karena lapar berat maka ke restoran depannya yang juga jual Asam Pedas namanya Hajah Ruhanah.
Restorannya juga ramai banget. Konsepnya ambil langsung makananya lalu baru dihitung. Sayangnya kami kurang cocok sama makanannya karena terlalu asin. Mungkin selera orang Melaka suka yang asin-asin.
Di depannya Asam Pedas ini ada pasar, saya lupa namanya. Lalu nyobain dodol khas Melaka. Rasanya enak banget dodolnya, kalah sama rasa yang di Indonesia. Setelah saya browsing, dodol Melaka memang oleh-oleh wajib karena rasanya unik.
Jonker Walk Night Market
Malamnya kami jalan-jalan ke Jonker Walk Night Market. Benar saja Jonker Walk Night Market ini semakin malam semakin ramai saja. Waktu masih sore ketika para penjual baru menggelar dagangannya masih sepi, setelah maghrib kami jalan kaki aja susah banget.
Menurut saya sih Jonker Walk Night Market ini hanyalah penjual kaki lima, bahkan teman saya bilang kayak pasar di ITS Surabaya atau TP7 di depan Tugu Pahlawan hehehe... Tapi meskipun kami nyinyir ada magnet tersendiri di Jonker Walk Night Market. Tempat ini disukai turis karena kiri kanannya merupakan bangunan-bangunan kuno yang masih terjaga. Banyak tempat nongkrong semacam kafe dan jajanan aneh di Jonker Walk Night Market.
Pak Putra Restaurant
Malamnya kami mencari makan di Pak Putra Restaurant yang merupakan kuliner Chicken Tandori yang paling terkenal di Melaka. Dari Jonker Walk Night Market jalan kaki sekitar 600 meter.
Restaurantnya ramai banget wisatawan. Suka banget sama konsepnya yang makannya outdoor sambil lihat jalan raya di Melaka. Pesanan kami cukup wah dan rasanya nggak mengecewakan. Review sudah saya tulis lengkap di Pak Putra Restaurant
Dari Pak Putra Restaurant kami masih nongkrong di Jonker Walk Night Market sampai jam 12 malam.
Hari ke-4
Sarapan di Sup Lembu TangkakSetelah Check Out dari hotel kami kulineran di Sup Lembu Tangkak. Kulinernya merupakan kuliner halal terkenal di Melaka. Kami menggunakan Grab dari hotel ke Sup Lembu Tangkak.
Menunya merupakan beef noodle seharga RM 8.50. Porsinya cukup besar dengan daging tebal, jadi meskipun mienya pakai bihun rasanya tetap mengenyangkan.
Bus Melaka ke KLIA 1
Dari Melaka kami naik bus dari Melaka Sentral. Untuk tiketnya sudah saya beli sehari sebelumnya, jadi setelah sampai di Melaka driver Grabnya mampir dulu sebelum check inn ke Jonker Inn. Kami beli tiket bus Transnasional seharga RM 24.90. Dua jam kemudian sampailah kami di KLIA 1 dan melanjutkan penerbangan ke Surabaya.
Biaya ke Kuala Lumpur, Genting dan Melaka
Jadi berapa sih biaya liburan ke Kuala Lumpur, Genting dan Melaka seperti itinerary saya? Karena trip kali ini bukanlah trip backpacker maka tidak bisa dijadikan panduan buat yang budget terbatas. Mohon dimaklumi karena trip ini saya bawa ibu saya yang suah nenek-nenek dan anak saya yang kalau capek biasanya ada adegan dramanya hehehe..
Berikut Rincian harga yang saya tulis per orang bukan semua rombongan ya...:
Hari ke 1
Bus KLIA ke KL sentral : RM 11
Beli tiket bus genting dan skyway RM 13.4
Makan di KFC KL Sentral RM 10
Naik Monorel ke Bukit Bintang RM 2.5
Kuliner di Roti John RM 7
Totalnya RM 43.9 atau Rp. 153.600,-
Hari ke 2
Nasi Lemak Tanglin RM4
Portugese Grill Fish RM 14
Waktu di Genting sempat makan di Subway tapi saya lupa harganya.
Total hari ke-2 yaitu RM 28 atau Rp. 28.000,-
Hari ke-3
Taksi ke Melaka yang dibagi 5 orang jadi per orang kena Rp. 140.000,- (anak saya nggak kehitung ya heheheh... dan 2 teman saya naik bus)
Cendol Melaka RM 7
Asam Pedas Selera Kampung (gratis dibayarin ibu saya hehehe)
Jajan di Jonker Walk sekitar Rp. 100.000,- kalau dikurskan. Kami jajan es semangka sama camilan kepiting, minuman dan snack.
Pak Putra Restaurant makan bareng-bareng sekitar Rp. 150.000,- dibagi 5 jadi Rp. 30.000,-an.
Hari ke-4
Bus ke KLIA RM 24.90 atau Rp. 87.000,-
- Tiket Pesawat Citilink Rp 500.00,- PP udah include bagasi dan makan di pesawat
- Mov Hotel permalam 415.000,- booking 1 malam Rp. 830.000,-
- Jonker Inn sekitar Rp. 400.000,-an (saya lupa harganya wkwkwk bukti booking terhapus di email.
- Untuk semua hotel untuk keluarga saya cuma pesan 2 kamar aja dipakai untuk 5 dewasa dan 1 anak. Agak berdesakan sih cuma untuk berhemat hehehe.. ya untungnya sih nggak mempermasalahkan meskipun satu kamar untuk 3 orang. Kalau teman saya 1 kamar untuk berdua.
- Untuk Grab nggak saya ikutkan rincian karena pakai aplikasi Grabnya adek saya jadi saya lupa untuk rinciannya. Yang pasti kalau naik Grab ramai-ramai jatuhnya lebih murah dan pilihnya Grab yang 6 seater maka bisa muat banyak.
0 Comments