Sebagai seorang mama yang bekerja di depan laptop dan layar gadget, secara tidak sadar saya memberikan contoh kepada anak bahwa seharian saya sering bermain gadget. Iya sih memang dalam hal pekerjaan, namun anak belum bisa mengerti jika saya memang sedang bekerja di dunia online. Pun saya terkadang ketika sedang sibuk bekerja agar anak terdiam saya berikan gadget agar tidak mengganggu saya.
Rupanya pola asuh demikian membuat anak saya kecanduan gadget, hal ini saya sadari ketika penggunaan gadget yang dilengkapi internet pada anak saya lebih dari 5 jam sehari. Agar kecanduan tidak berlarut-larut, saya lalu mengganti jadwal membuka laptop ketika anak saya tidur, membuka social media ketika tidak sedang bermain bersama anak dan lebih sering bermain dengan anak di outdoor. Ya, lambat laun ketagihan gadgetnya berkurang.
Anak dan Remaja Indonesia Kecanduan Internet
Pola asuh anak dimulai dari rumah dan kita sebagai orang tua wajib membimbingnya. Saat ini salah satu tantangannya adalah tren penggunaan perangkat digital oleh anak. Hasil Riset UNICEF bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 2014 lalu menunjukkan bahwa 30 juta anak dan remaja Indonesia sudah menggunakan internet secara intens, hingga lima jam sehari. Duh, serem ya?
Tascha Liudmila sebagai penulis buku Screen Time menjelaskan, “Tanggung jawab kita sebagai pihak yang lebih dewasa, untuk membuat anak-anak tertarik pada aspek kehidupan sosial. Dalam hal ini, orangtua perlu menetapkan batasan yang konsisten terhadap penggunaan perangkat digital oleh anak dan menggantikannya dengan aktivitas bersama keluarga. Selayaknya perkembangan fisik dan kepribadian anak, perkembangan kreativitas terkait erat dengan pola asuh. Artinya peran orangtua sangat penting dan usia prasekolah merupakan rentang usia yang tepat untuk mengembangkan kreativitas mereka”.
Mia Lukmanto, CEO dan Founder Beyond Screen Production menjelaskan, ”Saat ini, tren penggunaan gadget sudah tidak memandang usia dan anak usia prasekolah sudah paham teknologi. Artinya, kreativitas para orangtua dalam menyediakan kegiatan pengganti screen time anak sangat dibutuhkan, karena aktivitas fisik sangat berperan dalam menstimulasi kecerdasan anak. Otak dan daya tahan tubuh saling bergantung dan bekerja timbal balik, sehingga pemberian stimulasi menjadi sama pentingnya dengan pemberian nutrisi.”
Beyond Screen Production berkomitmen membawa ragam alternatif hiburan yang menyenangkan untuk anak, yang sekaligus bisa menjadi sarana stimulasi untuk mengasah hobi, keterampilan dan kreativitas mereka. Sukses dengan Little Chef Wonder tahun 2015 lalu, sebuah wadah yang mengasah bakat masak si kecil, kini Beyond Screen Production bersama dengan Traveloka, menghadirkan Funtopia.”
Christian Suwarna, Senior Vice President Business Development Traveloka, menjelaskan, “Traveloka telah menjadi lebih dari sekadar perusahaan teknologi yang menyediakan sarana pemesanan perjalanan secara online. Sebagai perusahaan terkemuka di ranah digital, Traveloka juga mendukung kebutuhan gaya hidup penggunanya, tidak hanya dari sisi kebutuhan traveling tapi dari seluruh aspek, mencakup kebutuhan akan entertainment, seperti aktivitas, rekreasi, konektivitas, kuliner, hingga pertunjukan.
Melalui produk Aktivitas & Rekreasi, Traveloka telah bermitra dengan ribuan partner di 327 destinasi domestik dan internasional. Kami berharap dengan hadirnya Funtopia di Traveloka, keluarga Indonesia dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan momen kebersamaan dengan keluarga, terutama saat akhir pekan. Lebih lanjut Christian Suwarna menjelaskan, “Arena permainan outdoor dengan ragam hiburan yang bisa dinikmati seluruh keluarga sepanjang hari merupakan sebuah konsep yang langka untuk kehidupan perkotaan saat ini, dan Funtopia berusaha menjawab kebutuhan masyarakat akan sarana hiburan yang ideal untuk anak-anak mulai usia 2 tahun keatas sampai orang dewasa.”
Mia Lukmanto melanjutkan, ”Sebagai pengelola Beyond Screen Production sekaligus sebagai seorang ibu, saya menyadari bahwa interaksi langsung dengan dunia sekitar seperti keluarga ataupun alam, pasti lebih efektif dalam mengembangkan kreativitas dan mendidik si kecil untuk bersosialisasi. Berangkat dari kesadaran tersebut lahirlah konsep Funtopia, sebagai Taman Balon Pertama dan Terbesar di Indonesia, konsep ini tidak hanya menjadi pilihan kegiatan yang kreatif untuk anak prasekolah, tapi juga bisa dinikmati anak segala umur termasuk orangtuanya.
Funtopia Traveloka Akhirnya Ada di Surabaya
Kabar bahagianya di Surabaya Funtopia akan digelar di Peninsula Bukit Darmo Golf, Surabaya pada 3 November – 2 Desember 2018 (Sabtu & Minggu saja) dengan jam operasi pk. 07:00–22:00. Pemesanan tiket Funtopia sudah bisa dilakukan melalui Traveloka early bird sejak Selasa, 23 Oktober – 2 November 2018, dengan harga Rp 65.000,- sedangkan untuk reguler dengan harga Rp 80.000,- untuk anak usia 2 tahun sampai 16 tahun dan Rp 40.000 untuk pendamping usia 17 tahun keatas.
Nah kalo biasanya lagi di permainan balon raksasa seringnya orangtua hanya sekadar mengamati anak bermain, karena tidak diperbolehkan naik. Di Funtopia Traveloka ini berbeda karena orang tua tidak perlu ragu untuk menemani dan ikut bermain bersama anak. Permainannya pun banyak ada berbagai karakter yaitu Old Octopus, Crown Castle dan Mighty Mushroom. Bunny Boo, Traveloka Track, Mystery Maze, Caterpillar Cave, Crown Castle dan Candy Cane. Kalo lapar ada food area dan juga berbagai lomba seperti jingle dance, jingle song, fun visit, fun story, fun sketch, fun drawing dan fun props.
Yuk, bunda ajak anak kita bermain Funtopia Traveloka, bermain outdoor bersama anak pasti seru banget…
0 Comments