Kalo kalian yang rajin browsing tentang Thailand, pasti “ngeh” kalo Khao Yai lagi booming dengan wisata alamnya. Beberapa wisata Khao Yai yang menjadi incaran wisatawan adalah Khao Yai National Park, Palio Village dan Primo Piazza Khao Yai. Lama menjadi bucket list kota impian saya di Thailand, akhirnya saya berkesempatan mengunjungi Khao Yai.
Sehari sebelumnya saya sudah tinggal di Bangkok, dan mencari penginapan di sekitar BTS Mochit. Namun saya ambil didekat BTS Saphan Kwai yang lokasinya satu station dari BTS Mochit karena penginapan tersebut lebih murah. Saya pikir lokasinya dekat dengan BTS, tapi very close versi orang Thailand masih harus jalan sekitar 600 meter. Tapi untuk hotelnya cukup nyaman apalagi cuma 300k, recommended buat yang pengen deketin area seperti Chatucak Market, JJ Green Night Market dan Mochit 2/ Northern Bus Terminal.
Ken House |
Untuk menuju Khao Yai saya harus naik bus terlebih dahulu di Mo Chit 2 / Northern Bus Terminal. Dari penginapan, saya naik Uber 64,75bath atau Rp. 25.000,-. Sengaja nggak naik BTS karena jika naik BTS dari Saphan kwai ke BTS Mochit, setelah keluar BTS menuju terminal harus dilanjutkan dengan menggunakan taksi. Jadi waktu itu naik Uber lah pilihan yang lebih praktis.
Transportasi ke Khao Yai
Saya sampai di Mochit 2 / Northern Bus Terminal sekitar pukul 08.00 pagi. Masuk ke dalam terminal, semua pengunjung diperiksa tasnya dan saya juga ditanyakan tujuannya. Saya mengatakan tujuan saya ke “Pak Chong”. Lalu si Bapak menuliskan angka dengan jari tangannya di telapak tangan saya karena beliau tidak bisa berbahasa Inggris. Maksud si Bapak itu menuliskan loket yang harus saya datangi yaitu loket nomor 86.
Suasana di Mochit 2 Bus Terminal |
Kalo kalian bingung kenapa bukan menuju Khao Yai tapi harus naik Bus ke Pak Chong? Karena Pak Chong merupakan pusat kota terdekat dari Khao Yai. Daerah Khao Yai itu bisa diibaratkan daerah dataran tinggi seperti Lembang dan Pak Chong ibaratnya seperti Bandung. Jadi untuk ke Khao Yai harus naik bus ke Pak Chong terlebih dahulu.
Booking Rumah Mr Somphon di Airbnb.com
Di kawasan Pak Chong memang ada beberapa alternatif hotel meski nggak banyak, ada juga hostel yang terkenal yaitu At Home dengan kamar sharing 4 orang. Namun saya sengaja skip semuanya karena pengen tipe kamar private berdua dengan adek tapi dengan harga murah. Waktu itu saya sudah melihat beberapa penginapan di Airbnb dan sempat mengirimkan beberapa pertanyaan lewat Direct Message di Inbox airbnb. Yang nyantol di hati cuma yang rumah Mr. Somphon ini.
Lokasi rumah Mr Somphon ini sangat strategis, yaitu dekat dengan pemberhentian travel bus. Waktu itu selain saya dijemput di pemberhentian bus, besoknya ketika pulang saya juga diantar dengan mobilnya untuk mengembalikan motor dan mencari Van untuk kembali ke Bangkok. Sudah gitu dapat pula sarapan pagi gratis yang masakan Mrs. Somphon.
Kalo kamu memang tipe orang yang suka sosialisasi dengan masyarakat lokal, jadi rumah Mr. Somphon ini cocok banget. Biaya menginap di Rumah Mr. Somphon ini cuma 180k. Waktu itu saya yang punya saldo kredit gratis di Airbnb, malah nggak bayar sama sekali. Sudah tahukan cara memesan kamar di Airbnb?
Pakai link ini https://www.airbnb.co.id/rooms/10426931 untuk memesan rumah Mr Somphon, jangan lupa gunakan kode referral Airbnb saya yaitu : www.airbnb.co.id/c/vikaw3 atau masukin aja kode vikaw3 untuk mendapatkan potongan penginapan sekitar Rp. 300.000,- Mudah kan mencari transportasi dan penginapan di Khao Yai, Bangkok? Tunggu cerita Khao Yai selanjutnya ya...
Nah, karena saya sok-sok an baca beberapa blog katanya kalo ke Pak Chong beli tiketnya di nomor 49 jadi saya menuju loket tersebut. Sampai di Loket tersebut saya bertanya bus ke Pak Chong, si petugas lalu memberitahukan kalo bus tidak berhenti di Pak Chong tapi langsung bablas ke Nakhon Ratchasima. Saya kemudian menuju ke loket 86 dan membeli tiket seharga 104 bath (Rp. 41.000,-) ke Pak Chong.
Cari loket nomor 86 tujuan Pak Chong |
Saya mendapatkan bus dengan keberangkatan jam 09.00. Bus ini menuju Pak Chong ada setiap 1 jam sekali. Nomor parkir bus di Terminal tertera di tiket yaitu nomor 70. Tinggal jalan aja mengikuti panduan menuju parkiran bus dan nanti turun ke tangga untuk naik bus. Serahkan tiketnya, letakkan tas di bagasi dan kemudian kita bebas memilih tempat duduk.
Bus ini bukanlah bus mewah, tapi cukuplah nyaman karena jarak kaki saya tidak terlalu mepet dengan bangku didepannya. Beda cerita kalo tingginya nggak minimalis seperti saya hehehe... Jam 09.00 tepat, bus berangkat. Setelah keluar dari terminal, bus yang saya tumpangi berhenti di setiap halte. Penumpang juga penuh berdiri di tengah-tengah jalan kursi.
Bus menuju Pak Chong |
Penginapan di Pak Chong
Saya tinggal di Pak Chong dengan booking penginapan di Airbnb. Penginapan saya bukanlah apartment, hotel atau hostel, melainkan rumah penduduk. Saya dijemput oleh Mr. Somphon yang merupakan host saya di Airbnb. Sebelumnya ketika di Terminal Mochit 2 saya sudah sms waktu keberangkatan saya dan memberikan foto bus di Email beliau agar tahu nanti di Pak Chong bus ini akan turun di mana. Nah, ketika turun bus saya sudah bisa mengenali Mr. Somphon dari fotonya di profil airbnb.
Saya dijemput Mr. Somphon dengan mobilnya. Lalu saya minta diantarkan untuk sewa motor karena akan langsung menuju ke Khao Yai. Entah jika tidak ada Mr Somphon saya pasti akan kesulitan untuk sewa motor karena waktu itu bertepatan dengan tanggal merah dan banyak persewaan yang tutup. Saya mendapatkan sewa motor di sebuah dealer Honda dengan harga 300bath perhari, untuk jaminannya yaitu paspor asli.
Mobil Mr. Somphon |
Dealer Honda Tempat Persewaan Motor di Khao Yai |
Ini motor yang saya sewa |
Oia, di Khao Yai ini saya berdua dengan adek saya. Ketika itu motor saya bawa langsung menuju rumah Mr. Somphon sambil saya ngikutin dari belakang mobilnya. Sampai rumah beliau, saya juga disambut istri beliau. Saking homy nya saya sampai lupa kalo sedang berada di Thailand, saya refleks ke istri Mr Somphon nih saya ajak berjabat tangan dan cipika cipiki. Padahal budaya di sana cuma menempelkan kedua telapak tangan didepan dada.
Saya diantar menuju kamar dilantai atas, ada 3 kamar yang disewakan. Waktu itu ada 1 kamar yang sudah disewa oleh traveler Finlandia hingga 3 bulan, kamar satunya kosong dan satunya lagi kami tempati. Kamarnya nggak mewah, nggak ada AC tapi ada kipas angin. Yang terpenting adalah bersih dan cukup nyaman. Sedangkan kamar mandinya juga bersih, namun toileteries tidak tersedia, hanya ada handuk bersih.
Kamar tidur saya |
Kamar mandi |
Untuk arah kiblat saya sempat menanyakan ke Mr Somphon, letak arah Barat untuk beribadah. Awalnya beliau bingung kenapa kami tanya-tanya arah Barat, setelah saya jelaskan beliau malah memberikan tanda di kamarnya dengan spidol marker arah kiblat jika ada tamu muslim lainnya biar mudah diingat. Duh, baik banget ya Mr Somphon ini.
Selesai berganti baju, saya sudah dipanggil-panggil Mr Somphon untuk makan siang di ruang makan beliau. Waktu itu saya sudah berpesan kalo kami tidak makan pork, pork oil dan tempat gorengan bekas pork. Mr Somphon menghormati banget, maka beliau pesankan nasi goreng halal. Tak lupa dengan dessert mangga khas Thailand.
Saya di rumah Mr Somphon nih seperti berada di rumah sendiri, seperti bikin kopi sendiri dan ngobrol ngalor-ngidul dengan Mr. Somphon. Nggak nyangka loh beliau itu sudah berumur 71 tahun tapi masih kelihatan seperti umur 60-an, sempat curhat ke adek saya sambil menyodorkan buku kesehatan dari dokter beliau ada diabetes dan darah tinggi jadi menjaga banget makanannya.
Bersama mr Somphon biar nggak dikira hoax |
Bahasa Inggrisnya bagus banget karena pensiunan perusahaan internasional. Sedangkan anaknya 3, ada yang tinggal di Bangkok, Timur Tengah dan satu lagi di Pak chong tapi sudah tidak tinggal serumah dengan beliau. Saya juga kepo tanya berapa cucunya, ternyata beliau belum punya cucu karena anak-anaknya tidak mau menikah. Ya, tahulah gimana Thailand hehehe...maybe...
Booking Rumah Mr Somphon di Airbnb.com
Di kawasan Pak Chong memang ada beberapa alternatif hotel meski nggak banyak, ada juga hostel yang terkenal yaitu At Home dengan kamar sharing 4 orang. Namun saya sengaja skip semuanya karena pengen tipe kamar private berdua dengan adek tapi dengan harga murah. Waktu itu saya sudah melihat beberapa penginapan di Airbnb dan sempat mengirimkan beberapa pertanyaan lewat Direct Message di Inbox airbnb. Yang nyantol di hati cuma yang rumah Mr. Somphon ini.
Lokasi rumah Mr Somphon ini sangat strategis, yaitu dekat dengan pemberhentian travel bus. Waktu itu selain saya dijemput di pemberhentian bus, besoknya ketika pulang saya juga diantar dengan mobilnya untuk mengembalikan motor dan mencari Van untuk kembali ke Bangkok. Sudah gitu dapat pula sarapan pagi gratis yang masakan Mrs. Somphon.
Fotonya jelek banget pake hp. Sarapannya enak banget pake chicken soup dan omelet |
Pakai link ini https://www.airbnb.co.id/rooms/10426931 untuk memesan rumah Mr Somphon, jangan lupa gunakan kode referral Airbnb saya yaitu : www.airbnb.co.id/c/vikaw3 atau masukin aja kode vikaw3 untuk mendapatkan potongan penginapan sekitar Rp. 300.000,- Mudah kan mencari transportasi dan penginapan di Khao Yai, Bangkok? Tunggu cerita Khao Yai selanjutnya ya...
0 Comments