Malam itu kuliner yang ingin saya tuju adalah nasi goreng rempah mafia, namun setelah datang ke lokasi saya harus menunggu sekitar 20 porsi lagi. Saya kemudian mundur teratur. Saya beralih ke kuliner cadangan selanjutnya di "Warung Mamah Sum Gendut". Eiits, tapi bukan saya yang gendut ya, memang namanya demikian. Katanya sih banyak yang suka dengan warung ini karena menunya unik.
Malang waktu itu hujan deras dan lagi waktunya malam hari, saya sebenarnya kurang suka kulineran malam hari karena kalo dibuat foto kurang bagus. Tetap ya meskipun kulineran jiwa bloggernya harus keluar. Mau gimana lagi hujan setiap hari di Malang tidak bisa saya tolak. Dari dua lokasi mamah sum gendut saya memilih yang jalan Ciliwung, karena berharap cahayanya lebih bagus daripada yang jalan Pahlawan.
Cabang Mamah Sum Gendut yang jalan Ciliwung ini baru saja berdiri, ada kolam renang di bagian belakang restorannya. Katanya sih kalo siang atau sore diperbolehkan berenang secara gratis, mungkin sih buat anak-anak tapi kalo saya berenang sambil dilihatin orang-orang kan takut. Iya takut mereka ngiler ngelihat lemak ditubuh saya hehehe...
Waktu itu memang malam minggu, suasana di Mamah Sum Gendut ramai sekali. Beberapa meja pun sudah tertulis reserved. Kemudian saya memilih duduk di samping kolam renang. Untuk pencahayaannya minimalis sekali, karena konsepnya remang-remang tapi bukan mesum ya tapi mungkin ke romantis.
Konsep makan di Mamah Sum Gendut adalalah sambelan, pilihan sambelnya banyak sambel kocok original, kocok ijo, kocok teri, kocok daging, kocok paru, kocok bawang dan berbagai sambal lainnya yang dibanderol dibawah 6k. Best sellernya sih yang sambal kocok original 1k dan sambal bawang 2k. Tapi semua sambal tersebut diletakkan di cobek mininalis.
Pilihan lauknya ada unggas seperti ayam dan jerohannya, ikan, tahu tempe, sop sayur dan oseng-oseng. Biar nggak bingung sama menunya saya tampilin disini : (harga tahun 2017 ya...)
klik untuk memperbesar |
Karena lapar saya kalap memesan beberapa porsi lauk diantaranya ayam, paruh, tempe, bandeng dan cah kangkung. Minumnya saya memilih kocok-kocok dan mas suami standart teh hangat, begitu pula si kecil. Setelah memesan makanan, saya diberikan satu toples kriuk-kriuk atau mereka menyebutnya kremikan yang jadi andalan Mamah Sum Gendut.
Mamah Sum Gendut ini memang memiliki ciri khasnya, yaitu setiap meja akan mendapat kriuk-kriuk gorengan yang berupa campuran kacang telur dan kremesan dari gorengan. Susah menjelaskan apa isinya si kriuk-kriuk itu. Jadi sambal menunggu makanan datang saya sibuk ngemil si kriuk itu, begitu pula para pengunjung lainnya.
kremikan alias kriuk |
Saya yang baru pertama kalinya datang ke Mamah Sum Gendut, baru tahu jika semua pengunjung jika akan dikenakan biaya 4.5k untuk makan nasi putih, nasi jagung, kremikan, serundeng, lalapan dan banyu putih. Bisa banget loh kalo mau hemat minumnya cuma air putih dan kita bisa ambil sepuasnya.
ambil sepuasnya |
Makanan saya datang diletakkan disebuah rotan dan ada juga ayam yang diletakkan di cobek. Selanjutnya yang saya tunggu-tunggu adalah sambal kocok original dan sambal bawang. Awalnya ketika si sambal ini datang saya berkomentar kok kecil banget pasti bakalan kurang nih. Ketika saya colek si sambal dengan lauknya, pedasnya maha dasyat.
Tingkat kepedasan mamah sum gendut ini benar-benar menggelegar, bibir saya jadi makin eksotis karena pedasnya. Sayang tidak bisa request tingkat kepedasan karena semuanya satu tingkat kepedasan. Jadi buat yang nggak suka pedas kayak saya, makannya jadi sekali suap minum dan bikin kenyang.
Untung minumnya okeh banget, yaitu kocok-kocok. Kocok-kocok ini minuman rasanya enak banget berisi aneka agar-agar berbagai rasa. Rasa sirupnya juga campuran entah apa yang rasanya jadi manis dan asam, sekali saya susah mengungkapkannya. Tapi kemarin saya salah pesan, awalnya saya pesan yang porsi minum biasa jadi kena jumbo seharga 22k.
Lauknya untuk paruh dibalur dengan tepung jadi rasanya crunchy. Saya juga memesan bandeng presto karena saya melihat ada tanda jempol di buku menu yang direkomendasikan, namun sayangnya bandeng tersebut bukan bandeng presto melainkan bandeng biasa. Ditengah lampu remang-remang tersebut saya jadi sibuk memilah durinya dan rasanya juga amis.
Kalo untuk ayamnya enak dan cah kangkungnya juga oke. Tempenya sih standart rasanya, karena masih ada asam dibalik tempe tersebut. So far sih tempat ini recommended banget karena harganya bisa disesuaikan dengan kantong masing-masing. Rasanya juga aman dan nggak bikin yesel.
Buat yang di Surabaya, nggak perlu jauh-jauh ke Malang karena ada juga cabangnya di Surabaya. Jadi gimana penasaran nggak sama Mamah Sum Gendut?
Warung Mamah Sum Gendut
Jl. Ciliwung 55, Malang
Jl Pahlawan Trip B36, Malang
Jl. Rungkut Asri Utara XIII Blok RL III No.F7, Surabaya
Open :
11.00 - 23.00
0 Comments