Setelah "move on" dari traveling ke Taiwan, saya bersemangat untuk menulis blog tentang Taiwan. Saya yang awalnya ragu mengambil destinasi Taiwan karena sering gempa dan katanya tidak banyak wisatanya, nyatanya salah banget loh. Saya malah cinta banget sama Taiwan karena orangnya super ramah, biaya hidupnya murah dan banyak tempat belanja baju murah.
Sun Moon Lake |
Surabaya - Kuala Lumpur - Taipei
Sewaktu check inn di counter AirAsia di Bandara Surabaya, petugas AirAsia menanyakan secara rinci mulai dari visa, pesawat pulang pergi dan tujuan ke Taiwan. Menurut saya agak sedikit berbeda ketika saya berangkat traveling ke Negara seperti Singapore, Kuala Lumpur, Korea dan Hong Kong. Mungkin karena Taiwan banyak TKW jadi proses check inn diperketat untuk menghindari si traveler tersebut tidak kerja di Taiwan.
Ketika check inn di AirAsia Kuala Lumpur pun saya ditanya "Apakah perjalanan First Time?" Karena ini memang pertama kalinya ke Taiwan, saya mengiyakan. Entah jika ini perjalanan kedua saya mungkin ada pertanyaan kelanjutan. Tapi jika dokumen kita lengkap mulai dari pesawat pulang pergi, visa dan penginapan, maka kita akan aman tanpa hambatan.
Ketika check inn di AirAsia Kuala Lumpur pun saya ditanya "Apakah perjalanan First Time?" Karena ini memang pertama kalinya ke Taiwan, saya mengiyakan. Entah jika ini perjalanan kedua saya mungkin ada pertanyaan kelanjutan. Tapi jika dokumen kita lengkap mulai dari pesawat pulang pergi, visa dan penginapan, maka kita akan aman tanpa hambatan.
Imigrasi di Taoyuan Airport
Dari Kuala Lumpur ke Taoyouan Airport saya menempuh perjalanan selama 4 jam. Saya sampai di Taipei sekitar pukul 22.25. Petugas imigrasi Taipei adalah yang teramah sepanjang perjalanan traveling saya. Kalo biasanya saya selalu menemukan petugas jutek atau muka datar, di Taipei petugasnya malah menyapa dan memberikan senyuman. Nggak ada deh suasana menyeramkan ketika ada di imigrasi.
Untuk masuk ke Taiwan dibutuhkan visa. Asyiknya sejak tahun 2016 dimudahkan dengan appy secara online, informasinya di sini. Namun karena belum ada yang mengulas pengalaman appy visa secara online, saya jadi ketakutan ditolak ketika di imigrasi. Dengan ragu saya memberikan visa online yang saya print di kertas folio. Namun selanjutnya saya langsung mendapatkan stempel. Ah lega....
Beli Sim Card di Taoyuan Airport
Pukul 23.00 saya selesai imigrasi dan pengambilan bagasi. Selanjutnya saya mengambil sim card yang sudah saya booking secara online. Agak menyesal sih kenapa harus booking online karena banyak sekali counter yang masih buka meskipun tengah malam.
Saya berpikir jika sampai malam hari maka tidak akan ada counter sim card yang buka. Namun bandara Taipei ini masih saja sibuk, counter sim card pun buka 24 jam. Jika tanpa booking, maka saya dengan mudah membeli sim card di counter terdekat. Ya, sudahlah...
Ada beberapa operator di Taiwan, diantaranya Chunghwa, Welldone, dan United Traveler. Saya memilih Welldone dengan harga Rp. 205.000,- untuk paket internetan unlimited bisa sampai 10 hari. Kalo mau yang lebih murah ada juga yang harga Rp. 145.000,- untuk 5 hari. Sim card tersebut berlaku untuk tipe standart, micro dan nano sim card.
harga paket sim card |
salah satu counter di taoyouan aiport |
Cara mengaktifkannya mudah sekali, selain ada panduan di booklet sim card, ada juga panduan dari operator dalam berbagai bahasa. Bahkan saya kaget loh ada juga panduan suara dalam bahasa Indonesia, yang lucu nih suara yang terdengar bukan logat ala Jakarta tapi mba-mba TKW yang berasal dari Jawa. Kurang lebih medoknya kayak saya...
Transportasi Menuju Taipei Main Station
Dari bandara menuju kota Taipei, saya naik bus nomor 1819 dengan biaya NT125. Taipei Main Station ini semacam terminal pusatnya segala macam tranportasi di Taipei seperti MRT, bus dan kereta antar kota. Jadi kemana pun tujuannya biasanya akan mampir di Taipei Main Station dulu.
tiket bus ke Taipei Main Station |
di dalam bus |
Dari terminal kedatangan saya turun satu lantai untuk menuju pemberhentian bus. Saya membeli tiket di counter yang disediakan dengan waktu keberangkatan terdekat, bus akan ada setiap 30 menit. Selanjutnya saya memberikan tiket ke driver dan memasukkan koper di bagasi yang disediakan.
Suasana bus hening, dengan jumlah penumpang sekitar 30-an orang. Tempat duduknya mewah dan LCD di depan kursi. Ketika sudah memasuki wilayah kota, lampu bus dinyalakan tanda bus akan segera berhenti. Tepat pukul 00.30 saya sampai di Taipei Main Station.
Naik Taksi ke Apartment
Host apartment menyarankan untuk mengambil taksi jika menuju apartmentnya. Saya pun naik taksi sesuai sarannnya. Beruntung saya mendapatkan sopir taksi yang sedikit bisa bahasa inggris, setidaknya beliau tahu apa yang saya maksud untuk menuju apartment sesuai dengan alamat yang saya tulis.
Driver taksi mengetik alamat apartement di google map gadgetnya. Entah karena panduannya membingungkan si driver ini malah bingung gang mana yang harus dia lalui. Akhirnya saya diturunkan di lokasi yang katanya dekat dengan apartement, tapi tetap saja saya kebingungan di mana apartment tersebut. Total biaya naik taksi saya NT150.
Jam menunjukkan pukul 01.00 pagi, saya menggeret koper dan mencoba bertanya kepada penjual kaki lima yang menjual jagung bakar. Hasilnya nihil karena penjual tadi cuma senyum-senyum karena tidak bisa bahasa Inggris. Lalu dari ekspresi saya yang kebingungan ada pasangan muda yang menghampiri.
Mereka menanyakan tujuan saya. Lalu dia memasukkan alamat apartement di Iphone nya untuk mencari lokasi yang saya maksud. Saya berjalan sesuai dengan panduannya. Entah jika tidak bertemu pasangan tadi, mungkin subuh saya baru sampai ke apartment.
Sebenarnya panduan dari host yang berupa video ini sudah jelas dan mudah. Namun dikarenakan sopir taksi yang menurunkan di gang yang salah maka saya jadi bingung mencari alamatnya, apalagi efek jet lag setelah seharian naik pesawat membuat saya semakin ling lung.
Loteng Apartment
Lokasi apartment sangat strategis, dan dekat dengan MRT. Dekat pula dengan family mart dan Taipei Main Station. Namun apartment yang saya pilih sedikit unik karena berada di lantai 3 di atas restoran Jepang. Lebih tepatnya apartment berada di loteng dengan atap yang miring hehehe... Jadi ada keterbatasan gerak jika melakukan kegiatan.
di depan apartment sewaktu check out di pagi hari |
Untuk dekorasi kamar cantik ala IKEA, kamar mandi bersih, ada kulkas, heater, hairdryer, hanger, pokoknya lengkap semua. Sempat saya memilih hostel, namun setelah dihitung-hitung menggunakan airbnb jauh lebih murah, apalagi saya dapat bonus dari referral. Ya, daripada tidur bareng-bareng dengan traveler lain saya mendapatkan kamar private di apartment.
Ini suasana kamar apartment, sorry kalo ngeblur karena saya ambil menggunakan hp |
atapnya miring jadi ketika jalan harus menunduk, maklum cari murah namun lokasi strategis |
0 Comments