Kuliner di Korea Selatan - Cerita perjalanan kuliner di Korea Selatan ini merupakan kumpulan dari artikel-artikel sebelumnya agar pembaca lebih mudah mencari catatan kuliner saya selama di Korea. Foto-fotonya pun sedikit berbeda antara satu dengan yang lainnya karena ada yang menggunakan mirrorles dan pocket camera. Okay, yuk pilih mana yang akan menjadi tujuan kuliner selama di Korea.
SEOUL
Tosokchon (토속촌 삼계탕)
SEOUL
Tosokchon (토속촌 삼계탕)
Buat para foodies yang gemar memasukkan itinerary kuliner dalam trip nya, pasti nama Tosokchon sudah nggak asing lagi. Kali ini saya sengaja berangkat pagi sekali, agar tidak antri. Tosokchon terkenal akan menu Samgyetang.
Samgyetang merupakan kuliner khas Korea yang berisi satu ayam utuh yang didalamnya diiisi dengan ketan beras dan untuk kaldunya dari daging ayam dan gingseng. Satu porsi samgyetang bisa untuk 2-3 orang, jadi kalo dihitung nggak mahal sih kalo buat rame-rame.
Seporsi samgyetang ini adalah 16.000 won atau jika dikurskan dengan rate Rp. 12, yaitu 192.000,- (kekep dompet). Harga tersebut sudah termasuk bakchan yaitu pendamping makanan seperti salad, kimchi, salad, garam yang diletakkan di mangkuk kecil. Tentunya sudah termasuk free refil air putih dan teh tawar.
Saya datang tepat pukul 10.10, dan Tosokchon sudah ramai pengunjung. Entah itu yang datang antri mulai pukul berapa.. Saya kemudian diarahkan menuju tempat duduk lesehan dan pesanan saya nggak aneh-aneh, only one “samgyetang”.
Samgyetang tersaji di tempat tanah liat dengan kuah yang mengempul. Kuahnya memang bikin anget di badan, cocok buat di musim dingin. Ayamnya adalah ayam rebus dan empuk, dicolek sendok dikit..isi ketan langsung tumpah. Meski harganya mahal, tetapi nggak nyesel sih karena rasanya enak banget.
Tosokchon ini “No Pork No Lard” tidak ada menu pork di restorannya. Pengunjungnya juga banyak dari Malaysia, Indonesia dan timur Tengah yang menggunakan hijab. Selesai makan, saya langsung keluar nggak bisa nongkrong lama-lama karena banyak banget orang yang sudah antri diluar. Kalo ke Tosokchon usahakan jangan datang di jam makan siang.
MuksidonnaTosokchon5 Jahamun-ro 5-gil, Sajik-dong, Jongno-gu, Seoul, Korea Sel.Open :10.00 – 22.00How To Get To Tosokchon :Gyeongbokgung station (line 3) exit 2Berjalan lurus setelah keluar station hingga menemukan GS25 di kiri jalanLalu belok kiri dan Tosokchon akan terlihat. Bangunannya ada di sebelah kiri
Pasti tahukan tteobokki itu apa? Yap, kuliner khas Korea dengan kue berasnya yang kenyal. Makin enak lagi tteobokki dicampur dengan seafood dan keju yang meleleh.
Waktu itu saya sempat tersesat beberapa kali karena mengikuti panduan dari blogger luar yang tidak di update. Muksidonna sudah pindah tempat dari lokasi sebelumnya, ngga jauh sih lokasinya dan enaknya lebih luas. Cerita tentang mukshidonna sudah saya tulis lengkap di artikel : Mukshidonna, kuliner wajib di Korea.
Mukshidonna 먹쉬돈나Samcheongdong, Jongno-gu, Anguk-dong, 17-18How To Get To MukhsidonnaOpening Hours:11.00 - 20.00Cara menuju Muksidonna sangatlah mudah, dari Anguk Station exit 1 beloklah kekanan. Kemudian berjalanlah lurus melewati Olive Young. Setelah dari Olive Young itu ada gang yang bisa belok ke kanan, abaikan gang tersebut dan tetaplah berjalanlah lurus hingga bertemu Pungmoon Girl's High School.Setelah terlihat Pungmoon Girl's High School seperti di bawah ini maka beloklah ke kanan. Berjalanlah lurus sedikit menanjak dengan suasana dinding batu di kanan dan kirinya.Setelah berjalan lurus, nanti kamu akan bertemu toko dan cafe-cafe kecil yang cantik, tetaplah berjalan lurus.Setelah itu kamu akan bertemu dengan gang yang bertuliskan Yulgok-ro 3 Gil, maka beloklah ke kanan.Setelah belok tadi, Mukhsidonna akan terlihat di kanan jalan dengan sign berwarna merah.
Yoogane Dak Galbi (유가네 닭갈비)
Di Myeongdong tujuan saya mampir ke Yoogane. Buat yang tinggal di Jakarta, mungkin yoogane sudah biasa karena sudah ada cabangnya. Beda dengan saya yang tinggal di Surabaya, lihat Yoogane adalah sesuatu yang “WOW”.
Di Myeongdong ada beberapa cabang Yoogane, dan semuanya selalu ramai. Masuk ke dalam restoran, pengunjung sudah banyak terlihat yang mengenakan hijab dan logat Melayu Malaysia. Yoogane di Korea ini belum ada logo halal, hanya “no pork no lard” tidak ada menu babi di restoran ini. Saya kemudian dilayani waitres dengan menyiapkan kompor di atas meja.
Saya pesannya nggak aneh-aneh yaitu “Marinated Chicken Galbi” seharga 8.500 won. Chicken Galbi ini berisi tteobokki, sayuran kubis dan ayam, cara masaknya diaduk-aduk menjadi satu. Si waitres akan memasakkan menu tersebut di depan kita, kalo sudah matang maka kita akan dipersilahkan untuk menikmatinya.
Sambil menunggu menu makanan matang, maka kita bisa mengambil salad dan kimchi sepuasnya. Lupakan kimchi yang rasanya membuat saya miris, saya kemudian mengambil salad dengan mayonnaise melimpah sepuasnya. Makin bahagia lagi, ada nasi putih yang bisa kita pesan bersama Marinated Chicken Galbi.
Myeongdong 2nd branch, 유가네 (명동2호점)Address: 66-6 Chungmuro 2(i)-ga, Jung-gu, Seoul(서울 중구 충무로2가 66-6)Open :10:00~01:00How To Get To Yoogane :Myeongdong station (line 4), exit 8.Belok kiri, lalu jalan lurus nanti logo yoogane akan terlihat.Mudah sekali mencari lokasi Yoogane.
Yang Good Korean BBQ Lamb Restaurant
Bagi anda yang sedang berlibur ke Korea dan ingin berkuliner halal, saya mempunyai referensi Yang Good Korean BBQ Lamb Restaurant. Yap, nggak semua restoran halal di Korea hanya ada di kawasan muslim Itaewon yang kebanyakan menu India. Banyak banget restoran halal yang saya temukan ketika di Korea dan semuanya menjadi favoritnya wisatawan muslim.
Yang Good Korean BBQ Lamb Restoran ini mudah banget di temukan, nanti rutenya saya tulis di artikel terakhir. Sampai di lokasi saya sudah di sambut oleh Soo Jong Ki. Maklum di Korea demam Decendant Of The Sun jadi hampir semua sudut Korea terpampang foto si Kapten. Sebenarnya So Jong Ki dipasang di depan restoran karena menjadi iklan beer merek hite.
Fokus ke restoran yah, jangan ke Soo Jong Ki...
Yang Good Korean BBQ Lamb ini buka jam 4 sore sampai dengan jam 1 tengah malam. Saya datang tepat pada jam 4 sore, kala itu suasananya masih sepi pengunjung. Para pramusaji pun yang melihat saya takjub dengan kehadiran saya yang on time disaat mereka sedang makan bersama dengan owner dan chef sebelum memulai kerja. Wah saya jadi terharu menjadi "pelaris" pelanggan pertama. Selang 30 menit kemudian meja-meja di samping saya penuh pengunjung.
Masuk ke dalam saya merasakan benar-benar di Korea (lah memang di Korea bu...). Suasana restoran yang seperti ada di drama Korea ada di depan mata. Kalo anda penggemar drama Korea pasti banyak banget kan setting drama yang berada di restoran dengan panggangan listrik yang ada di setiap meja. Kalo nggak salah namanya "scalable pipa knalpot" mirip dengan penyedot debunya teletubies muahahaha...
Nah kalo di Restoran Korea selalu tersedia bancan yang tanpa diminta mereka akan menghidangkan di meja kita gratis. Tahukan bancan itu apa? seperti dessert yang diletakkan diwadah kecil atau mangkok kecil. Di Yang Good ini saya mendapatkan bancan kubis yang dipotong tipis, kimchi, sayuran yang seperti mie, garam, mayonaise dan saus sambal. Favorit saya kubis dan mayonaise, sedangkan kimchi di kasih gratis pun saya nolak makan...
Semua menu di Yang Good Restaurant ini serba daging domba yang di import dari Australia. Saat baca buku menu, seperti biasa saya pesan yang paling murah hehehe... Favoritnya adalah Lamb Rack dan Lamb Less Rib yang beratnya 200gr 24.000 won, kalo di kurskan dengan tukar won Rp 12,- sekitar Rp 290.000,- atau ada juga Marinated Lamb seharga 20.000 won. Saya sih pesan yang Lamb Grilled Skewers 200 gr 13.000 won.
Grilled skewers dengan berat 200 gram ini disajikan dengan ditusuk seperti sate di Indonesia, tapi tusuknya bukan dari bambu tetapi dari besi. Saya mendapat 10 tusuk yang pertusuknya sekitar 8 potongan daging domba dengan taburan merica.
Saat mulai memanggang saya dibantu pramusaji untuk menyalakan kompor dan ketika perapian sudah panas, maka daging tersebut di taruh di panggangan. Empat tusuk daging pertama saya gosong karena sibuk foto-foto, duh kenapa makanan mahal harus gosong sih. Untungnya sih nggak parah jadi bisa dimakan.
Gosong muahahaha |
Rasanya gimana? karena di Korea lama nggak makan daging jadi berasa enak banget.. tapi pulang Indonesia langsung kalap makan sate kambing yang per tusuknya cuma Rp 25.000,- hehehe... Buat kamu yang penasaran dengan kuliner halal di Seoul maka wajib mengunjungi Yang Good.
Narsis dikit biar ngga dikira hoax
Yang GOOD Korean BBQ LAMB HALAL RESTAURANT15 Nonhyeon-ro 95-gil, Gangnam-gu, Seoul, Korea SelatanOpen :16.00 - 01.00How To get To Yang Good Korean BBQ Lamb :
- Yeoksan Station (line 2) exit 6
- Ketika keluar station berjalan lurus hingga menemukan KFC yang posisinya di kiri jalan, lalu berbeloklah ke kiri
- Setelah belok tadi, berjalanlah lurus hingga terlihat pertigaan, lalu beloklah ke kanan.
- Setelah belok, jalan lurus hingga menemukan gang pertama yang bisa berbelok kiri. Nama jalan tersebut Nonhyeon-ro 95- gil
- Setelah berjalan lagi hingga menemukan sign board Yang Good dengan warna kuning bergambar domba.
- Yang pasti rutenya mudah sekali di temukan dan cukup dekat dengan pintu keluar station tadi.
Sinseon Seoulnangtang
Di Myeongdong perburuan kuliner saya adalah Sinseon Seoulnongtang. Sinseon itu nama restaurantnya sedangkan Seoulnongtang adalah nama makanannya.
Mencari restaurant ini gampang-gampang susah karena tidak ada tulisan latin yang menyebut Sinseon Seoulnongtang semua tertulis dalam bahasa Hangeul 신선설농탕. Caranya gimana kalau gak bisa bahasa Hangeul? Gampang, cocokkan aja tuh tulisannya kita kan gak bisa baca tapi bisa ngelihat, cocokkan aja kayak sebuah gambar hehehe…
Di Myeongdong perburuan kuliner saya adalah Sinseon Seoulnongtang. Sinseon itu nama restaurantnya sedangkan Seoulnongtang adalah nama makanannya.
Mencari restaurant ini gampang-gampang susah karena tidak ada tulisan latin yang menyebut Sinseon Seoulnongtang semua tertulis dalam bahasa Hangeul 신선설농탕. Caranya gimana kalau gak bisa bahasa Hangeul? Gampang, cocokkan aja tuh tulisannya kita kan gak bisa baca tapi bisa ngelihat, cocokkan aja kayak sebuah gambar hehehe…
(Di depan restaurant Sinseon Soulnangtang)
Masuk kedalam restaurant karena sudah jam makan siang antriannya full pengunjung, ketika membuka pintu restaurant saya melihat ramainya restaurant ini, dengan pedenya saya berdiri saja didepan pintu melihat antrian pengunjung, kemudian bahu saya ditepuk seseorang dibelakang saya dengan ramah, sambil berbahasa tarzan beliau memberitahu kalau antri bisa dibelakangnya.
Di Korea rata-rata antri di restaurant adalah dengan berdiri berbaris rapi sedangkan tempat duduk tidak disediakan untuk antri, selanjutnya giliran saya kemudian waitres memberikan kode jari telunjuk satu, sayapun manggut-manggut sambil digiring menuju tempat duduk.
Di Korea rata-rata antri di restaurant adalah dengan berdiri berbaris rapi sedangkan tempat duduk tidak disediakan untuk antri, selanjutnya giliran saya kemudian waitres memberikan kode jari telunjuk satu, sayapun manggut-manggut sambil digiring menuju tempat duduk.
(Didalam restaurant)
(Setelah jam makan siang)
Kemudian saya pesan menu sambil menunjuk gambar makanan, pesanan saya adalah seoulnongtang, sambil menunggu pesanan seoulnangtang, saya mengamati meja saya yang disisi kirinya terdapat kimchi dengan gunting, jadi kimchi tersebut bisa ambil sepuasnya lalu dipotong-potong menggunakan gunting.
(Buku menu)
(Kimchi)
Seoulnongtang saya-pun kemudian datang dengan mangkok stainless stel berukuran baskom jumbo meskipun itu pesanan berukuran small, warna kuahnya seputih susu dengan daun bawang, agak ragu untuk mencicipinya, setelah nyeruput kuahnya nyesss hangat banget ditubuh dan enak. Seoulnangtang jadi menu wajib yang saya coba karena bisa menghangatkan tubuh dicuaca dingin, cocoklah untuk traveling di musim dingin.
Seporsi Seolnongtang berukuran small
Seoulnongtang merupakan sup kaldu tulang sapi yang dipercaya sebagai medicine menyehatkan tubuh, Isi dari seoulnongtang adalah daging berukuran kotak besar dan isinya banyak banget, seporsi small bisa untuk berdua. Paket seporsi seoulnongtang adalah include nasi, enaknya di Korea adalah masyarakatnya juga makan nasi, tak sulit untuk mencari nasi disini, kwalitas nasi di Korea itu sangat baik nasinya putih, besar dan punel kalo di Indonesia adalah beras yang super super kwalitasnya.
(Daging seoulnongtang dan nasi Korea)
Untuk minum disediakan free teh tawar yang ditaruh di meja yang bisa ambil sepuasnya, awalnya saya agak ragu untuk meminumnya karena berwarna coklat mentah, saya takut itu adalah soju, nyatanya itu adalah teh tawar tanpa gula. Di Korea restaurant rata-rata hanya menyediakan free air putih dan teh tawar, jangan coba-coba pesan es teh manis karena orang Korea nggak suka minum es dan gula.
(Free Teh Tawar)
Sinseon Seoulnongtang
Menu: Seoulnongtang size smallW7.000
Open hours : 24 hours
Direction:
Myeongdong station exit 6 belok kiri lalu berjalan lurus sekitar 300 meter sepanjang jalan Myeongdong 8 – gil Road, kemudian ada Woori Bank di kanan jalan beloklah kekanan sekitar 70 meter (jangan lupa ngelihatnya sambil kepala dongak keatas untuk ngelihat Woori Bank). Seoulnongtang ada di sisi kanan jalan sebelum seven eleven (sevel).
Claypot Sujebi
Seperti biasa, naluri kulineran muncul kembali. Sebenarnya nggak lapar sih, karena dari pagi sudah makan berat Tosokchon, dan Pastel De Nata. Tetapi mumpung di kawasan Insadong, saya harus mampir di Claypot Sujebi.
Restoran Claypot Sujebi ini banyak sekali direkomendasikan para traveler luar negeri, semakin meyakinakan lagi, claypot sujebi sering diliput televisi. Jadi saya mikirnya pasti claypot sujebi ini enak banget.
Untuk menemukan Claypot Sujebi dibutuhkan konsentrasi yang tinggi, mengikuti beberapa blog luar bukannya cepat sampai malah nyasar blusuk masuk ke gang sempit. Lokasi Claypot Sujebi ini memang di luar ekspetasi saya, berada di gang buntu, sempit dan gelap. Namun, ketika saya ragu akan membuka sebuah pintu kecil dan terlihat sepi dari luar, tetapi didalamnya luar biasanya ramenya.
Iya, restoran ini full pengunjung. Ada dua tempat duduk di kursi dan lesahan, saya beruntung mendapatkan duduk di kursi jadi nggak perlu lepas sepatu. Menunya yang sering direkomendasikan adalah Claypot sujebi yang harganya 6.000 won. Seporsi tersebut saya mendapatkan Sujebi, acar, kimchi dan air minum gratis.
Oia, karena banyak dikunjungi orang Melayu, dibuku tertulis bahasa melayu, jadi memudahkan kita membacanya. Sujebi adalah mie khas Korea, tetapi bukan seperti mie yang bisa kita sering makan, mienya besar dipotong pendek dan ada kuah kaldu yang mengental mirip dengan kuah kare. Tapi rasanya bukan kare.
ini mie di claypot sujebi |
Oke selama beberapa hari di Korea, saya nggak masalah dengan kulinernya, tetapi ini rasanya teraneh yang saya coba. Lebih tepatnya nggak enak dan kacau. Sujebi yang katanya mie itu lebih mirip dengan tepung kenyal dan tebal, kuahnya juga nggak ada rasa asin atau manis, saya juga susah mengungkapkannya. Memang kembali lagi ke selera ya, kalo saya bilang nggak enak tetapi kok rame banget, biar nggak penasaran sebaiknya datang langsung ke sana.
Menu disini “No Pork No Lard” jadi banyak dikunjungi para muslim.
Pastel De NataClaypot SujebiAnguk station exit 6Sebelum Ssamziegil building belok ke kiri, nama jalannya Insadong-10-gil roadJalan sekitar 100 meterNote :Tidak ada tulisan latin dengan nama Claypot Sujebi.
Saya selalu suka kawasan Insadong karena tertata apik untuk wisatawan. Di Insadong kita bisa belanja souvenir, dan juga banyak baju ukuran big size langganan saya. Do you know lah..orang Korea ukuran bajunya bikin miris, ada yang ukuran XXS.
Sebelum ke Insadong Market, saya mampir dulu ke kawasan market yang di dekat Mukhsidonna yang sudah saya datangi di hari pertama. Saya naksir sepatu keds yang harganya cuma 10.000 won. Setelah melalui exit 1, saya mengambil rute yang berbeda dari jalan Mukshidonna, sengaja untuk explore jalan yang berbeda.
Nah, waktu itu setelah dari exit 1, terlihat Olive Young belok ke kanan. Saya nggak sengaja menemukan lokasi drama Korea The Heirs. Jadi lokasi ini Lee min hood an park shin yee pacaran sembunyi-bunyi. Disitu ada pastel de nata, yang merupakan cafe egg tart dan coffe shop. Niatnya nggak mampir tetapi haus juga… Coffe harganya sekitar 4.000 won dan egg tartnya 2.000 won, mahal sih tetapi suasananya keren karena sekelilingnya toko-toko cantik.
Gosami 고삼이
Penasaran dengan Grilled Fish Ala Korea? Kayaknya harus coba Gosami 고삼이 yang terletak di kawasan Sinchon (satu station sebelum Hongdae/Hongik)
Restorannya memang terlihat sangat sederhana, namun pengunjung yang datang dari berbagai negara. Kebetulan ketika saya kesana ada pula teman-teman dari negara tetangga Malaysia yang berhijab.
Disisi dindingnya ada beberapa foto dan tandatangan artis Korea yang memenuhi dinding ruangan. Selain itu ada juga mata uang dari berbagai negara yang ditempelkan. Kalo dari Indonesia ada mata uang Rp 10.000,-
Sewaktu saya akan memesan hidangan, saya sempat kebingungan dengan menu yang akan saya pesan. Menu tertulis hanya dalam bahasa hangeul dan parahnya waitres sedikitpun tak bisa bahasa Inggris. Saya ingatnya restoran ini menyediakan Mackarel, yang kemudian menjadi pesanan saya.
Menu dalam tulisan hangeul
Mackarel saya terhidang dengan grilled fish alias ikan bakar. Penyajiannya bersama dengan nasi, banchan yang terdiri dari cah kangkung, kimchi dan kubis pedas. Pelengkapnya ada pula sambal khas Korea. Sambalnya adalah sambal korea yang diulek, saya juga baru tahu nih kalo Korea juga punya sambal seperti Indonesia. Rasa sambal tentu saja berbeda dengan Indonesia, biar penasaran sama sambal Korea, kayaknya harus coba sendiri deh...hehehe
Rasa ikan bakarnya juga khas, ikan difillet atau dibelah jadi dua kemudian dibakar. Wanginya juga berbeda dengan ikan bakar ala Indonesia. Bumbunya meresap hingga kedalam daging ikan. Awalnya saya nggak yakin loh, bisa menghabiskan ikan ini, namun akhirnya nasi dan ikan habis tak bersisa.
Kalo pengen nyobain makan ala K-drama, daging ikan diambil sedikit dengan nasi kemudian dibungkus dengan daun selada. Daun selada dan kubis disediakan dimeja kita. Sayang saya kurang suka dengan daun selada mentah jadi nggak sempat nyobain.
Kalo pengen nyobain makan ala K-drama, daging ikan diambil sedikit dengan nasi kemudian dibungkus dengan daun selada. Daun selada dan kubis disediakan dimeja kita. Sayang saya kurang suka dengan daun selada mentah jadi nggak sempat nyobain.
Mackarel Grilled Fish
Sambal Korea
Enaknya kalo di Korea kita bisa hemat anggaran untuk minuman karena air putih disediakan gratis sepuasnya.
Yang lucu, saya dibuat kebingungan dengan gelas untuk menuang minuman. Ada dua mangkok dimeja satu mangkok bahan logam dan satunya mangkok melamin. Setelah noleh kiri kanan kemeja sebelah. Rupanya mangkok yang digunakan untuk minuman adalah yang berbahan logam. Kalo di Indonesia mangkok ini untuk tempat cuci tangan hehehe
Mangkok untuk minum
Selain menu mackarel restoran ini juga menyediakan chili calamari, Dwenjang Jjigae (soybean paste stew) atau sup biji kedelai dengan isi tofu.
Rute menuju Gosami : (sorry fotonya ngeblur karena motonya sambil jalan dan menggunakan kamera hp)
- Start dimulai dari Sinchon Station exit 2. Setelah keluar station berjalan lurus mengikuti trotoar jalan. Nanti akan menemukan lengkungan merah dikiri jalan. Dari sini tetap berjalan lurus hingga menemukan Mc.D dengan dinding kayu coklat.
Jika sudah menemukan MC.D dengan dinding coklat kayu, maka belok kiri. (Setelah keluar Sinchon exit2 ada juga Mc.D tapi bukan itu yah yg saya maksud).
Setelah belok dari Mc.D tadi kemudian berjalan lurus hingga menemukan perempatan, lalu belok kiri.
(Foto ini dan foto dibawah nyambung ya)
(Ini foto perempatannya dari dekat)
Setelah belok kiri tadi, berjalan lurus hingga perempatan toko GS25 dan beer castle maka belok kekanan.
Setelah belok kanan, gosami terletak tak jauh dari gang tersebut, restoran ada disisi kanan. Perlu diingat logo dan banner restoran berwarna putih bergambar ikan kuning dengan tulisan hangeul tanpa tulisan latin.
Hmmh, gimana nggak bingung kan dengan rutenya? Semoga berhasil nyari restoran ini, kalo sudah ketemu jangan lupa share dikomentar ya, berbagi dengan teman-teman lainnya. Met Hunting and Good Luck!!!
Gosami 고삼이
53-8, Changcheon-dong, Seodaemun-gu, Seoul
(Sinchon area)
Jam buka : 11.00-22.00
Order:
Mackarel Grilled Fish (inc rice)W7.500
Hello Kitty Cafe
Ke Hongdae haruslah nyobain café – café yang berkonsep unik –unik, salah satu café yang paling heboh di Internet adalah Hello Kitty Café. Hello Kitty cafe merupakan cafe berkarakter Hello kitty dengan semua perabotnya serba pink. Pesanan saya di Hello Kitty Café adalah cappuccino dengan karakter hello kitty, harga secangkir kopi termurah adalah krw. 4.200 (+tax) dan sudah bisa ditebak itu adalah pilihan saya hahahaha…. Setidaknya saya sudah terlihat keren mengunjungi Hello Kitty Cafe meski pesan kopi yang termurah.
Serba pink
Keluar dari Hello Kitty café biasanya wisatawan lanjut ke Trick eye museum yang letaknya dekat dari hello kitty café, namun saya sengaja melewatkannya karena bakalan susah untuk mengabadikan foto-foto di Trick Eye Museum jika solo traveler.
Hello Kitty Cafe
Getting There:
Naik subway turun di Hongik University Station exit 9, ketemu lampu merah sebrangi jalan (wajib nyebrang dulu yah), kemudian berjalan lurus sampai dengan bertemu toko kosmetik holika - holika beloklah ke kanan. Setelah belok ada gang pertama, beloklah ke kiri. (hello kitty terletak di gang kecil)
Open : 11.00 - 24.00
Getting There:
Naik subway turun di Hongik University Station exit 9, ketemu lampu merah sebrangi jalan (wajib nyebrang dulu yah), kemudian berjalan lurus sampai dengan bertemu toko kosmetik holika - holika beloklah ke kanan. Setelah belok ada gang pertama, beloklah ke kiri. (hello kitty terletak di gang kecil)
Open : 11.00 - 24.00
Chuncheon Dakgalbi Makguksu
Perjalanan pulang ke hotel dikawasan Sinchon saya nyobain makana berat yaitu Dakgalbi. Dakgalbi dikawasan Sinchon ini lumayan terkenal, meski malam suasana didalam restaurant sangat ramai.
Memasuki restaurant saya langsung disambut waitres, saya mengucapkan “only one person” karena waitres tersebut mengira saya dengan beberapa teman. Pesanan saya adalah dakgalbi yang standart. Dakgalbi ini merupakan daging ayam yang dicampur dengan sayur kemudian dimasak di atas meja tamu, yah mirip-mirip suasana makan di restaurant jepang di Indonesia.
Memasuki restaurant saya langsung disambut waitres, saya mengucapkan “only one person” karena waitres tersebut mengira saya dengan beberapa teman. Pesanan saya adalah dakgalbi yang standart. Dakgalbi ini merupakan daging ayam yang dicampur dengan sayur kemudian dimasak di atas meja tamu, yah mirip-mirip suasana makan di restaurant jepang di Indonesia.
Didepan restaurant
Dakgalbi yang lazis abis
Karena tidak sabar dan sudah lapar saya mengambil dakgalbi di meja, ngelihat tingkah saya waitres bilang “no no” “wait- wait” saya kemudian manggut-manggut malu rupanya untuk makan dakgalbi ini harus benar-benar matang dan menunggu instruksi siap dimakan oleh waitres heheheh… Harap maklum waitres disini tidak bisa English, jadi saya mau nanya-nanya kapn bisa dimakan juga bingung.
Lumayan deg-degan sewaktu mau nyobain dakgalbi, dan ternyata enak banget ayam dan sayurnya benar-benar klop. Pelengkapnya juga enak, salah satunya ada salad dengan mayonnaise. Untuk kimchi maaf banget, saya tidak ada suka rasanya yang asem.
Menurut saya chunceon dakgalbi ini jauh lebih enak dari yoogane...
Lumayan deg-degan sewaktu mau nyobain dakgalbi, dan ternyata enak banget ayam dan sayurnya benar-benar klop. Pelengkapnya juga enak, salah satunya ada salad dengan mayonnaise. Untuk kimchi maaf banget, saya tidak ada suka rasanya yang asem.
Menurut saya chunceon dakgalbi ini jauh lebih enak dari yoogane...
Chuncheon Dakgalbi Makguksu
Getting There :
Turun di sinchon station exit 1, belok kiri hingga bertemu Hyundai Departemen Store, lalu belok kiri hingga terlihat sevel beloklah ke kanan, Chuncheon tak jauh dari sevel sekitar 2 toko. (Nama restaurant tertulis dalam bahasa hangeul 춘천집닭갈비막국수)
Open : 10.00 - 06.00 pagi
Price: krw. 6000
Favorit menu : Dakgalbi
Getting There :
Turun di sinchon station exit 1, belok kiri hingga bertemu Hyundai Departemen Store, lalu belok kiri hingga terlihat sevel beloklah ke kanan, Chuncheon tak jauh dari sevel sekitar 2 toko. (Nama restaurant tertulis dalam bahasa hangeul 춘천집닭갈비막국수)
Open : 10.00 - 06.00 pagi
Price: krw. 6000
Favorit menu : Dakgalbi
Street food @Namdaemun
Daerah Namdaemun merupakan daerah pasar tradisional dan mal-mal berharga grosir mirip mangga dua, kali ini infonya bukan tempat shoppingnya yah ^_^ karena sebelumnya sudah saya bahas, jadi marilah kita bahas street food disekitar Namdaemun.
Jajanan disekitar Namdaemun ini memang bikin ngiler apalagi cuacanya ketika itu musim dingin bikin perut kerocongan, rata-rata harga jajanan tersebuat antara hargaW2.000 – W3.000, jenisnya macam-macam ada sosis jumbo, udong, tteokbokki, kimbab, roti goreng, potato chips, gimbab dan lainnya yang gak bisa saya sebutkan karena tidak mengetahui namanya. Pedagang kaki lima di Korea disebut Pojamangcha.
Jajanan disekitar Namdaemun ini memang bikin ngiler apalagi cuacanya ketika itu musim dingin bikin perut kerocongan, rata-rata harga jajanan tersebuat antara harga
(Pojamangcha)
(Hayo siapa yang gak ngiler lihat ini?)
Saya mencoba roti tepung dengan pinggiran french friesh yang ditusuk, kelihatannya enak dan kiosnya pun ramai, cara membeli street adalah ambil jajanan yang diinginkan,setelah dipilih barulah digoreng penjualnya, jadi semua fresh dan hangat. Jajanan yang awalnya saya kira hanya berupa kentang dan roti tepung saja ini, ternyata didalamnya ada sosis yang berukuran jumbo, karena lapar gak mikir lagi deh itu sosis sapi atau sosis babi, kalau gak tahu kan gak dosa kan yah hahaha, dan setelah browsing saya baru mengetahui namanya yaitu Corn dog (Korean Hotdog).
Lalu masih ditempat yang sama namun berbeda kios, saya antri potato chips, kentang tersebut ditusuk memanjang yang dilapisi tepung kriuk-kriuk deh. Hari pertama saya khilaf jajan corn dog sehargaW2500, dan potato chips W2.000, ketika sadar saya kurskan dengan kurs Rp. 12,- dua harga camilan tersebut totalnya Rp. 54.000,- hyaaaaa. Jadi ingat gorengan di Surabaya ote-ote dan tahu isi yang harganya Rp. 1.000,-an (lap keringat) Korea geto loh.
Lalu masih ditempat yang sama namun berbeda kios, saya antri potato chips, kentang tersebut ditusuk memanjang yang dilapisi tepung kriuk-kriuk deh. Hari pertama saya khilaf jajan corn dog seharga
(Potato Chips)
Untuk makanan street food ini tidak hanya di Namdaemun saja, disepanjang Myeongdong, Gangnam, Hongdae maupun Sinchon banyak tersedia dipinggir-pinggir jalan, street food paling mahal adalah di sekitar Gangnam antara W3.000 – W4.000, jadi kalo ke Gangnam tahan dulu ngiler ngelihat jajajan ini.
Myeongdong
Jajanan di Myeongdong itu banyak banget, apalagi yang bisa makan non halal di sinilah surganya. Buat yang muslim harus selektif yah...jangan khilaf juga karena harga jajanan tersebut minimal 2500won ke atas...
MyeongdongHow To Get To Myeongdong :Myeongdong station (line 4), exit 6. Belok kiriKalo kamu dari Yoogane tidak perlu dari exit 6. Yoogane berada di area Myeongdong
Banana Milk
Sebelum berangkat ke Korea saya penasaran berat dengan Banana Milk, minuman khas Korea ini adalah susu dengan rasa pisang, ketika mencobanya minuman ini memang rasanya sangat enak dan segar, sulit mengungkapkannya karena di Indonesia sendiri belum ada minuman rasa seperti ini, rasa yang paling mendekati adalah Calpico namun berasa pisang.
(Banana Milk di sevel)
Banana Milk tersedia di hampir supermarket Korea seperti sevel, Family Mart, G21 dan lain-lain Jika di seven eleven harganya sekiar W1.300, sedangkan di Family Mart adalah W1.000 lumayan selisihnya sekitar W3.00. Di hari pertama saya belinya di sevel, saya beli dua buah langsung habis dua-duanya sekali minum, setelah minum barulah saya kurs-seharga Rp. 15.600 perbuahnya hyaaa dikali dua jadi…
BUSAN
CHARLIE BROWN CAFE
Malam pertama di Busan saya nongkrong di Charlie Brown Cafe, memang tak banyak orang tahu jika cafe ini juga ada di Busan. Charlie Brown di Korsel, tenarnya berada di bandara Incheon, yang konon menjadi salah satu jujugan wisatawan dan satu lagi dikawasan Sangbongyeok Subway yang relatif kecil dan sepi. Selain di Seoul dan Busan Charlie Brown ini juga ada di Singapore, Hongkong, Malaysia, Jepang, Amerika dan di Indonesia satu-satunya ada di Medan (jauh amat yak ). Mungkin jika cafe ini sudah buka cabang di Surabaya atau Jakarta, saya gak bakal se-lebay ini ketika di Korsel.
Charlie Brown Cafe Busan terletak di kawasan PUSAN University, salah satu komplek kampus yang ngehip di Busan. Letak cafenya berada didalam gang yang sempit dan buntu, butuh kesabaran jika menemukan cafe ini. Masuk ke Café Charlie Brown, interiornya tentu saja serba boneka Snoppy dan ganknya, pernak perniknya tertata dengan rapi, gambar kartun terhias dihampir semua dinding café bahkan untuk atap café juga ada lukisan maupun lampu bergambar Snoppy.
Malam pertama di Busan saya nongkrong di Charlie Brown Cafe, memang tak banyak orang tahu jika cafe ini juga ada di Busan. Charlie Brown di Korsel, tenarnya berada di bandara Incheon, yang konon menjadi salah satu jujugan wisatawan dan satu lagi dikawasan Sangbongyeok Subway yang relatif kecil dan sepi. Selain di Seoul dan Busan Charlie Brown ini juga ada di Singapore, Hongkong, Malaysia, Jepang, Amerika dan di Indonesia satu-satunya ada di Medan (jauh amat yak ). Mungkin jika cafe ini sudah buka cabang di Surabaya atau Jakarta, saya gak bakal se-lebay ini ketika di Korsel.
Charlie Brown Cafe Busan terletak di kawasan PUSAN University, salah satu komplek kampus yang ngehip di Busan. Letak cafenya berada didalam gang yang sempit dan buntu, butuh kesabaran jika menemukan cafe ini. Masuk ke Café Charlie Brown, interiornya tentu saja serba boneka Snoppy dan ganknya, pernak perniknya tertata dengan rapi, gambar kartun terhias dihampir semua dinding café bahkan untuk atap café juga ada lukisan maupun lampu bergambar Snoppy.
Jika dibandingkan dengan Hello Kitty Cafe di daerah Hogdae Seoul, saya lebih menyukai cafe ini, alasannya sih simple karena Hello Kitty Cafe terlalu turis banget bahkan banyak sekali orang Indonesia disana. Ada juga kejadian lucu sewaktu saya di Hello Kitty Cafe di Hongdae, seorang turis dengan permisi ingin mengabadikan kopi saya "May, I take picture of this drink?" sambil nyengir saya mengiyakan sedangkan dalam hati saya mengumpat “pede amat yak ".
(Coffe saya dan free chocolate dari waiters hehe)
Di Charlie Brown ini, begitu nyaman dengan harga minuman yang hampir sama dengan coffe shop di Indonesia dan fasilitas wifi yang lumayan cepat saya begitu menikmatinya. Pesanan saya hanya 1 item, maklumlah tujuan saya kan hanya nongkrong ala backpacker jadi pesannya juga yang paling murah. Dua jam saya nongkrong di café ini, selanjutnya saya melanjutkan perjalanan ke Capodacia dikawasan Dusil.
Getting There :
PUSAN area
Operating : 11.00 - 23.00
PNU station exit 3, seberangi jalan kemudian berjalan lurus 500 meter dideretan toko-toko hingga terlihat jalan raya besar. Lalu belok kiri di gang paling terakhir (sebelum jalan raya), setelah itu belok kanan, lihatlah keatas maka akan terlihat papan nama Charlie Brown.
DUSIL - CAPODACIA RESTAURANT
Dusil adalah daerah muslim di Busan, didaerah ini terdapat Islamic Center, masjid dan asrama pelajar muslim dari berbagai negara, banyak mahasiswa muslim yang menetap di daerah ini sambil menyelesaikan studinya. Jika anda backpacker sejati, cobalah menginap di masjid Al fattah, disini diperbolehkan menginap di masjid, bila musim dingin menginap disini anda tak perlu khawatir kedinginan karena selimut tersedia dimasjid, jika menginap jangan lupa sekalian sholat berjamaah ya...
Keluar dari subway Dusil exit 8, saya harus berjalan 600 meter untuk menuju capodacia, jalanan sangat sepi dan penerangan redup, sebagai solo traveler wanita sempat keder juga ketika berjalan melewati trotoar, noleh kebelakang hanya saya yang berjalan, selain takut penampakan, saya juga takut dengan kejahatan. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan saya berjalan zig zag, pikir saya jika ada orang jahat kan pasti bingung ngelihat tingkah saya.
Alhamdulilah, kekhawatiran saya tidak beralasan, Korsel adalah Negara yang aman untuk traveler wanita, selama seminggu saya sendirian aman-aman saja dan tidak ada tuh yang namanya cowok yang godain saya sambil siul-siulpadahal kan ngarepnya pengen digodain ama opa-opa.
Capodacia adalah restaurant turkish kebab house, intinya all about kebab semua ada disini. Jika ke Busan, maka anda harus dan wajib hukumnya menikmati makanan di capodacia, karena makanannnya enak dan salah satu recomm tripadvisor maupun lonely planet sebagai kuliner wajib. Harganya memang cukup tinggi, range harga sekitar KRW 9.500 sampai dengan KRW 19.000, sesekali makan mahal tidak apa-apa kan mumpung lagi di Busan.
Dusil adalah daerah muslim di Busan, didaerah ini terdapat Islamic Center, masjid dan asrama pelajar muslim dari berbagai negara, banyak mahasiswa muslim yang menetap di daerah ini sambil menyelesaikan studinya. Jika anda backpacker sejati, cobalah menginap di masjid Al fattah, disini diperbolehkan menginap di masjid, bila musim dingin menginap disini anda tak perlu khawatir kedinginan karena selimut tersedia dimasjid, jika menginap jangan lupa sekalian sholat berjamaah ya...
Keluar dari subway Dusil exit 8, saya harus berjalan 600 meter untuk menuju capodacia, jalanan sangat sepi dan penerangan redup, sebagai solo traveler wanita sempat keder juga ketika berjalan melewati trotoar, noleh kebelakang hanya saya yang berjalan, selain takut penampakan, saya juga takut dengan kejahatan. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan saya berjalan zig zag, pikir saya jika ada orang jahat kan pasti bingung ngelihat tingkah saya.
Alhamdulilah, kekhawatiran saya tidak beralasan, Korsel adalah Negara yang aman untuk traveler wanita, selama seminggu saya sendirian aman-aman saja dan tidak ada tuh yang namanya cowok yang godain saya sambil siul-siul
Capodacia adalah restaurant turkish kebab house, intinya all about kebab semua ada disini. Jika ke Busan, maka anda harus dan wajib hukumnya menikmati makanan di capodacia, karena makanannnya enak dan salah satu recomm tripadvisor maupun lonely planet sebagai kuliner wajib. Harganya memang cukup tinggi, range harga sekitar KRW 9.500 sampai dengan KRW 19.000, sesekali makan mahal tidak apa-apa kan mumpung lagi di Busan.
(Capodacia dan logo halal restaurant)
Masuk Capodacia suasana yang ditawarkan begitu islami dengan pernak-pernak dan hiasan kaligrafi khas Turki, sesaat saya lupa kalau berada di Busan, hingga seorang pramusaji memberikan saya buku menu sambil menyapa "Anyeong Haseo". Pesanan saya gak neko-neko alias yang paling murah yaitu Chicken Kebab, ketika dihidangkan aroma bawang bombay menyerebak, ayamnya ditusuk seperti sate barbeque dengan potongan yang lumayan besar dan saos khas kebab, harganya KRW 9.500.
Jika ke Capodacia tak perlu khawatir kehalalannya, karena restaurant ini bersertifikat halal dan logo halal tertempel di pintu masuk restaurant. Minuman saya apa? ini nih enaknya jika di Korsel untuk minuman kita tidak perlu memesan lagi karena setiap restaurant menyediakan free air putih, lumayanlah saya jadi lebih berhemat.
Jika ke Capodacia tak perlu khawatir kehalalannya, karena restaurant ini bersertifikat halal dan logo halal tertempel di pintu masuk restaurant. Minuman saya apa? ini nih enaknya jika di Korsel untuk minuman kita tidak perlu memesan lagi karena setiap restaurant menyediakan free air putih, lumayanlah saya jadi lebih berhemat.
(Chicken kebab)
Getting There:
123-9, Geumdan-ro, Geumjeong-gu, Busan
Operating : 11.30 - 22.00
Busan Subway line 1 Dusil Station exit 8, lalu berjalan lurus sekitar 600meter hingga terlihat SK Gas Station dan penunjuk jalan bertuliskan Islam Center, lalu beloklah kekanan berjalan 100 meter. Capodacia terletak dikanan jalan, 10 menit berjalan kaki dari station Dusil.
Gaemijip
Karena belum sarapan dan jam menunjukkan pukul 11.30 tujuan selanjutnya berkuliner, restaurant yang saya pilih adalah berada di kawasan Gukje Market. Kuliner ini terletak di sebuah pasar di Korea, meski pasar jangan dibayangkan kumuh karena lokasinya sangat bersih.
Memasuki restaurant, saya disambut ahjumma waitres, seperti biasa restaurant korea itu jarang banget menulis menu dalam bahasa latin dan juga tanpa foto, yang ada hanya tulisan hangeul. Berbekal tulisan dibuku kecil saya, saya membaca menu dengan terbata-bata “Naksae bokkeum’ sesuai dengan website visitkorea, si ahjumma kemudian tersenyum dan membenarkan pengucapan saya “naksi bokqium”.
Karena belum sarapan dan jam menunjukkan pukul 11.30 tujuan selanjutnya berkuliner, restaurant yang saya pilih adalah berada di kawasan Gukje Market. Kuliner ini terletak di sebuah pasar di Korea, meski pasar jangan dibayangkan kumuh karena lokasinya sangat bersih.
Memasuki restaurant, saya disambut ahjumma waitres, seperti biasa restaurant korea itu jarang banget menulis menu dalam bahasa latin dan juga tanpa foto, yang ada hanya tulisan hangeul. Berbekal tulisan dibuku kecil saya, saya membaca menu dengan terbata-bata “Naksae bokkeum’ sesuai dengan website visitkorea, si ahjumma kemudian tersenyum dan membenarkan pengucapan saya “naksi bokqium”.
Suasana di dalam restaurant
Menu yang saya pesan naksae bokkeum adalah spicy stir-fried baby octopus & shrimp, memang agak ngeri kedengarannya menu yang saya pesan bayi gurita yang dicampur dengan udang hihihi.Rasanya bagaimana? Wuih enak banget, ah nulisnya jadi ngiler.
Ahjumma waitres membawakan sebuah wajan yang diletkkan di kompor diatas meja, ibaratnya mirip restaurant Jepang di Indonesia. Selain wajan tersebut, ada beberapa mangkuk yang terhidang dimeja yaitu nasi, cah kangkung, teri, salad mayonnaise, rumput laut, kaldu dan tak lupa yang selalu adalah kimchi. Kira-kira sekitar 5 menitan gurita ini matang, ahjumma kemudian mengaduk-aduk dan mematikan kompor.
Ahjumma waitres membawakan sebuah wajan yang diletkkan di kompor diatas meja, ibaratnya mirip restaurant Jepang di Indonesia. Selain wajan tersebut, ada beberapa mangkuk yang terhidang dimeja yaitu nasi, cah kangkung, teri, salad mayonnaise, rumput laut, kaldu dan tak lupa yang selalu adalah kimchi. Kira-kira sekitar 5 menitan gurita ini matang, ahjumma kemudian mengaduk-aduk dan mematikan kompor.
Menu "naksae bokkeum"
Karena udah lapar berat, langsung deh menyantap makanan..eh, siahjumma kemudian menghampiri lagi sambil bilang "ani ani" (bukan bukan), rupanya dia memperhatikan cara makan saya..sambil dengan bahasa isyarat ahjumma memberitahukan cara makannya yaitu nasi, cah kangkung, teri, salad mayonnaise, rumput laut dijadikan satu dalam mangkuk kemudian diaduk jadi satu, sedangkan octopus tetap dibiarkan diatas wajan.
Getting There:
Gaemijip (개미집)
14, Sinchangdong1-ga, Jung-gu, Busan
Jagalchi station exit 7, berjalan lurus sepanjang junggu ro sampai bertemu dengan pasar Gate B dengan papan nama berwarna hijau desebelah kanan. Nah, jika sudah menemukan gate B, menyeberanglah kemudian berjalan lurus hingga menemukan persimpangan perempatan yang pertama lalu belok kanan. Dari belok kanan tersebut, Gaemijip ada di sebelah kanan. Nama restaurant tidak ditulis dalam latin tetapi Hangeul, kalau malas bertanya cocok-kan saja tulisan korea개미집seperti ini.
Hotteok di Gukje Market
Ketika di Gukje Market, saya melihat ada salah satu stand makanan kaki lima yang antriannya panjang beneeeer, karena ramai banget akhirnya penasaran dan latah antri ngelihat harga KRW 1.000, padahal perut juga masih kenyang habis makan gurita. Oh, ya jangan dibayangin antriannya bakalan main serobot ya, karena meski dikaki lima udah ada yang ngatur khusus yang mau antri, selain ramai juga ada stasiun televisi lagi ngeliput jajanan ini (lumayan masuk tipi Korea).
Sepulu menit kemudian, saya berhasil mendapatkan jajanan ini, bentuknya seperti dorayakinya doraemon berbentuk bulat berwarna coklat isinya kacang dan ditaruh disebuah gelas kertas. Kelihatannya biasa aja, namun ketika digigit bakalan crispy kriuk-kriuk…enak banget saudara-saudara. Sayangnya cuma beli satu, dan sampai detik ini saya tidak tahu nama dari jajanan itu. Mungkin ada yang mau kasih info?
Getting there:Ops Bakery
Gukje Market
Jagalchi station exit 7, setelah keluar dari subway, berjalanlah lurus hingga menemukan tenda-tenda makanan berwarna merah di sebelah kanan seberang jalan kemudian menyeberanglah.
Lokasi bakery ini adalah dekat dengan hotel saya, yaitu didaerah Haeundae, setelah dari Gwangalli beach sekalian mampir ke toko kue ini.
Awalnya saya biasa aja dengan OPS Bakery dan berpikir bukankah di Indonesia banyak toko-toko roti seperti breadtalk maupun roti boy yang sangat enak, namun ketika browsing di internet toko kue ini sangat direkomendasikan oleh wisatawan mancanegara, bahkan masuk Tripadvisor dan lonely planet sebagai kuliner wajib di Busan.
Untuk mencapai Ops Bakery ini sangatlah susah, di internet tak ada blog maupun website yang menceritakan secara detail untuk menuju lokasi, sempat saya putus asa karena berputar-putar mengelilingi daerah sekitar Haeundae dan tak kunjung menemukannya. Ketika perjalanan akan kembali ke hotel, secara tak sengaja saya menemukan OPS bakery dengan warna neon kuning menyala. Ah, terharu banget.
Memasuki Ops bakery, melihat bentuk-bentuk rotinya tak ada yang istimewa, sama sajalah dengan di Indonesia. Awalnya saya kebingungan mau pilih yang mana, karena tidak tertulis yang paling favorit, saya bertanya "What is favaourite here?" kepada waitres, eh malah kabur. Saya kemudian mencicipi tester gratisan yang terletak disebelah roti-roti tersebut, tester dipotong kotak-kotak kecil dan setiap roti umumnya selalu ada testernya.
Roti yang saya beli cuma satu biji hahaha..
Aneka roti dan tester
Gigitan pertama dari tester yang saya coba kesannya adalah enak banget-nget, saya belum pernah merasakan roti seenak ini. Rasanya setiap roti itu empuk, crispy dan kenyal seperti permen karet. Di Indonesia, belum ada deh roti seenak ini, benar-benar rasanya berbeda, awalnya saya coba satu tester dan akhirnya saya mencoba semua tester. Lalu berapa roti yang saya beli? Cuma satu saudara-saudara hahaha..efek nyobain tester sampai kekenyangan.
Getting ThereJangan lupa jika berhasil mencari kuliner di Korea Selatan di atas, kirim komentar kalian yah... Selamat berkuliner di Korea
31, Jungdong 1-ro, Haeundae-gu, Busan
08:00–23:00
Haeundae Station exit 1, berjalan lurus kemudian belok kiri dan berjalan lurus lagi. Jika ada pertigaan maka beloklah kekanan, Ops Bakery ada disebelah kiri.
0 Comments