Kini wisata Bandung semakin banyak saja, saya bingung menentukan itenerary selama 3 hari di sana. Pengennya semua tempat bisa di datangi tapi apa daya kasih tak sampai waktu dan tenaga tak mencukupi. Salah satu tempat yang wajib saya masukkan list itenerary adalah Dusun Bambu yang terletak di Lembang.
Selama di Bandung saya menyewa mobil dengan lepas kunci, tanpa sopir dengan mengandalkan GPS saja. Namun, Lembang dan Bandung mudah di taklukan jadi ngga ada cerita tersesat atau salah jalan, karena GPS kali ini benar-benar akurat. Sekitar satu jam dari Bandung saya sudah sampai di Dusun Bambu ini.
Alunan musik sunda menyambut saya ketika memasuki area Dusun Bambu. Pagi itu suasana Dusun Bambu lengang, mungkin wisatawan sedang berkunjung ke Farm House yang sedang heboh-hebohnya. Skip dulu cerita Farm House nanti akan saya ulas di artikel berikutnya.
Saya membeli tiket seharga Rp. 15.000,- untuk dewasa dan diatas 3 tahun wajib membeli tiket. Tiket ini nantinya bisa ditukar dengan air mineral botol atau tanaman sewaktu pulang. Padahal air minum tentunya lebih berguna jika di berikan sewaktu membeli tiket.
Area Dusun Bambu sangat luas, sepertinya jika mengandalkan kaki saja kita akan ngos-ngosan jadi pihak pengelola Dusun Bambu memfasilitasi dengan shuttle car. Mobil tersebut seperti mobil angkutan kota yang berisi 10 orang dan mobil tanpa cantik dengan hiasan bunganya. Mobil tersebut dalam 5 menit sudah mengantarkan saya ke area wisata Dusun Bambu.
Namun jika tak ingin menaiki mobil bisa pula dengan berjalan kaki, biasanya sih para abg memilih jalan kaki karena spot foto lebih bagus. Dengan berjalan kaki nantinya akan melewati area persawahan yang lengkap dengan gazebo.
Rupanya Dusun Bambu tak hanya untuk berkuliner saja, mengutip dari website-nya Dusun Bambu mempunyai misi :
"Dusun Bambu Family Leisure Park adalah sebuah ekowisata dalam bentuk konservasi bambu dengan konsep 7E yang terdiri dari Edukasi, Ekonomi, Etnologi, Etika, Estetika, dan Entertainment. Dengan dasar 7E terserbut Dusun Bambu bermimpi menjadi ekowanawisata pertama yang berada di Jawa Barat."
Kolecer atau baling-baling tampak cantik ditengah hamparan bunga di Dusun Bambu, di sampingnya ada kereta warna-warni yang khusus untuk anak-anak. Area Arimbi merupakan area bunga dan aneka tanam-tanaman mirip dengan kebun bunga Yogyakarta yang kini sudah rusak.
Untuk menuju saung purbasari saya harus melewati jalan yang berliku, gemericik air menemani saya sepanjang jalan. Suasana Lembang yang dingin dan cuacanya selalu mendung membuat pengunjung tak mempermasalahkan berjalan kaki, coba ini di Surabaya kulit pasti sudah gosong.
Di Dusun Bambu ini susah sekali untuk tidak berselfie maklum semua spot-nya sangat bagus dengan dominasi hijau. Seperti sungai buatan yang seperti asli lengkap dengan batu sungainya yang sayang jika diabaikan.
SAUNG PURBASARI
Saung Purbasari juga merupakan salah satu restaurant di Dusun Bambu. Konsep yang di tawarkan adalah menaiki sampan terlebih dahulu lalu pengunjung bisa menikmati makanan di saung tepi sungai buatan.
Kalo saya sih hanya menikmati suasana Saung Purbasari dari kejauhan sambil menikmati pengunjung yang asik mendayung sampannya. Untuk sewa sampan sebenarnya gratis, tapi saya terlalu malas mengeluarkan energi untuk mendayung.
LUTUNG KASARUNG
Lutung Kasurung adalah sebuah restoran, konsepnya unik seperti sangkar burung lengkap dengan ranting daunnya. Untuk menghubungkan antara satu restoran dengan restoran lainnya ada sebuah jembatan kayu yang membelahnya.
Di dalam sangkar burung yang tertutup daun-daunan tersebut saya melihat beberapa keluarga yang asik menikmati makanannya. Tampak pula pramusaji yang wara-wiri sambil membawa makanan yang penuh di baki. Sensasi makan di Lutung Kasarung ini kita dapat menikmati semilir angin sambil menikmati makanan. Tapi siapkan uang sewa tempat sekitar Rp. 100.000,- jam-nya, ouch very expensive. Untuk harga makanannya sekitar Rp. 40.000,- up.
Sayang karena anak saya rewel karena ngga sabar menikmati Bamboo Playground, saya kurang mengeksplore lutung kasarung dan hanya ada dokumentasi beberapa foto saja.
BAMBOO PLAYGROUND
Di tengah keindahan alam Dusun Bambu, pihak pengelola juga memanjakan anak-anak dengan membuat bamboo playgroud. Untuk menikmati playgroundnya ada tiket masuk Rp. 30.000,- tiket tersebut bisa di beli di area kupon makanan. Tiket sudah include dengan 1 orang pendamping dewasa.
Hampir satu jam anak saya bermain di Playground, dia betah sekali karena banyak permainannya, mulai dari labyrint, rumah-rumahan, perosotan dan aneka permainan outbound mini. Yang pasti karena nungguin dia main, saya kelenger kelaparan hehehe
PASAR KHATULISTIWA
Puas menikmati wisata alam di Dusun Bambu, saya mampir ke Pasar Khatulistiwa. Pasar ini merupakan tempat untuk membeli oleh-oleh sekaligus tempat untuk membeli aneka camilan seperti kripik dan aneka minuman.
Di Pasar khatulistiwa kita juga bisa menikmati aneka makanan khas Bandung. Kebetulan saya sengaja makan di Pasar khatulistiwa karena saya lebih suka memilih aneka makanan langsung di stand-stand makanan.
Di atas Pasar Khatulistiwa juga ada restoran yang bernama Burangrang, resto tersebut seperto rooftoop dengan view menghadap Saung Purbasari. Waktu itu Burangrang sangatlah ramai, sebenarnya saya pengennya makan di Burangrang. Sempat saya memesan tempat dengan waiting list dengan meninggalkan no hp, nantinya jika ada yang kosong saya akan di telepon. Namun karena saya tidak sabar menunggu saya memilih menikmati makanan di Pasar Khatulistiwa.
Di Pasar Khatulistiwa pilihan makanannya banyak, mulai nasi timbel, batagor, pempek, nasi hainan dan makanan khas Bandung lainnya. Harganya pun lebih murah di bandingkan resto lainnya di Dusun Bambu.
Nah, karena uang kupon ngga boleh lebih karena ngga bisa ditukar. Sebelum menukar uang kupon saya berkeliling stand makanan dan melihat harga terlebih dahulu. Lalu menghitung jumlah total makanan dan baru menukarnya dengan uang kupon.
Selesai menukar kupon, saya antri di stand makanan yang banyak diserbu pengunjung. Saya kemudian memesan Lengang panggang karena penasaran. Awalnya lengang saya kira adalah makanan khas Bandung, rupanya ini masakan khas Palembang. Makanan tersebut dari pempek yang dibalut dengan adonan telur dan juga diisi bihun kemudian di goreng. Seporsi lengang seharga Rp 25.000,-
Rasa dari lengang dominan dengan rasa telurnya dan disiram dengan kuah ala pempek yang kuat kecap dan bawang putihnya. Tidak terlalu istimewa namun cukup membuat saya kenyang.
Dek, jangan pesen nasi timbel ya? pesan suami saya yang mulai bosan dengan nasi timbel yang ada di Bandung. Saya memesan nasi Liwet lengkap dengan ayam panggang, tahu dan sambal kecap beserta lalapannya. Seporsi seharga Rp 40.000,- Ternyata Nasi liwetnya lumayan enak loh, pas di Surabaya malah saya kangen dengan Nasi Liwet Bandung, jadi pesan online nasi liwet instan tinggal masin di microwafe hehehe
Ke Bandung tanpa memesan batagor siomay sepertinya kurang lengkap, saya memesan seporsi dengan harga Rp. 20.000,- yang lengkap dengan kentang rebus, siomay, batagor, bakso dan siraman bumbu kacang kental. Rasanya cukup enak dengan aroma ikan tenggiri yang khas.
Oia, untuk membeli minuman jangan membelinya di stand makanan, lebih baik memesan di Pasar Khatulistiwa. Minuman tersebut harganya seperti di minimarket, seperti pulpy orange seharga Rp. 7.000, sedangkan adek saya memesan es jeruk di stand makanan harganya Rp. 15.000,-
DUSUN BAMBU
Jl. Kolonel Masturi KM 11, Situ Lembang, Cisarua,
Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 40551
Telepon: (022) 82782020
Open Hours : 08.00 - 21.00
0 Comments