Tuhan tolonglah sampaikan
Sejuta sayangku untuknya
Ku terus berjanji
Tak kan khianati pintanya
Ayah dengarlah betapa sesungguhnya
Ku mencintaimu
Kan ku buktikan ku mampu penuhi maumu
Lagu diatas adalah sepenggal reff
lagu tentang ayah yang dibawakan oleh ada band feat gita gutawa, lagu ini menjadi
favorit saya di kala itu. Lagu itu pula, sering membawa lamunan saya untuk
menyadari bahwa saya kehilangan figur seorang Ayah. Ya, ayah saya masih berpaham
“kuno” bahwa laki-laki adalah tulang punggung keluarga yang mencari nafkah,
sedangkan seorang ibu bertugas mengasuh dan mengurus anak dirumah.
Saya ingat sekali sewaktu kecil, tak
pernah bercanda dengan beliau ataupun libur weekend bersamanya. Sehari-harinya
beliau menghabiskan waktunya untuk bekerja, bahkan weekendpun beliau sibuk
kuliah S2 yang dilanjutkan S3. Hasilnya, hubungan kami menjadi kaku dan berbicara
seperlunya satu sama lain, sedangkan ibu saya seorang “wonder woman” selalu
mendampingi saya seperti mendaftar sekolah, antar jemput les dan sekolah,
maupun siap mengantar saya kemana saja.
Setelah menikah, ternyata suami
saya juga memiliki pengasuhan orang tua yang hampir sama dengan saya. Trauma
dengan masa lalu kami, kami pun berkomitmen bahwa mengasuh anak adalah tanggung
jawab bersama. Bagi kami, seorang ayah yang membantu mengasuh anak,
tak akan menurunkan derajat laki-lakinya. Malah, figur laki-laki akan sangat diperlukan
untuk anak perempuan kami kelak menghadapi masa depannya.
Suami saya sebagai legendaddy selalu meluangkan waktunya untuk berbicara dengan si Nay. Seperti
ketika pulang kerja meskipun dia lelah, suami saya selalu meminta si Nay menceritakan kegiatannya selama seharian. Diapun asik mendengarkan celoteh anak, sambil meluangkan waktu untuk bermain. Weekendpun, kami berkumpul bersama
dan meluangkan waktu bersama. Pola pengasuhan ini menjadikan anak kami dekat dengan papanya, dan juga tetap dekat dengan mamanya.
Saya dan suami, juga sesekali
menghabiskan waktu untuk liburan bersama keluar kota. Liburannya ngga
harus jauh-jauh, terkadang cuma ke Malang yang perjalanannya kurang lebih 2,5
jam dari Surabaya. Suami sayapun dengan asyiknya menggendong atau bergandengan
tangan dengan sikecil di tempat-tempat wisata disana, sayapun selalu tersenyum
dan mengabadikan moment kebersamaan mereka.
Berenang Bersama |
adem banget melihat mereka |
Kekompakan mereka |
Sebenarnya, menjadi legendady itu
mudah, asal bisa berbagi tugas antara suami dengan istri dan mendukung satu
sama lain. Seperti ketika liburan, saya tidak iri melihat perhatian anak lebih kesuami
karena saya tahu, suami saya setiap harinya pulang kerja hingga pukul 18.30,
jadi waktu maksimal bersama anak hanya ketika weekend. Jadi, maklum ketika anak kami ingin selalu dekat dengan papanya ketika hari libur.
Pada tanggal 24 Oktober 2015 yang
lalu, saya mendapatkan undangan untuk menghadiri acara “Happy Date With Legendaddy" yang bertempat di Hotel Sheraton Surabaya. Acara tersebut merupakan talkshow
yang membahas, bahwa saat ini masih banyak orang yang memandang adanya
pemisahan peran antara ayah dan ibu dalam keluarga, dimana peran ayah adalah
sebagai tulang punggung dan pemimpin keluarga sementara peran ibu adalah
mengasuh anak.
Padahal penelitian yang dilakukan
oleh University of Guleph Canada tahun 2007 menunjukkan pengaruh keterlibatan
ayah dalam pola pengasuhan terhadap perkembangan anak secara social, emosi, fisik
dan kognitif. Dalam penelitian tersebut, anak yang diasuh oleh ayahnya sejak
dini memiliki kemampuan kognitif lebih baik ketika memasuki usia 6 bulan hingga
satu tahun, memiliki IQ tinggi ketika menginjak tiga tahun dan berkembang
menjadi anak yang mampu memecahkan permasalahan dengan baik.
Penelitian tersebut
melatarbelakangi Nestle Lactogen 3 ActivGro menggelar acara Happy Date With Legendady.
Acara ini juga dibalut dengan bincang-bincang untuk “Menjadi Ayah Hebat Bagi
sikecil” bahwa ayah dan ibu untuk sama-sama terlibat dalam pengasuhan anak
serta saling mendukung peran satu sama lain guna mencapai tumbuh kembang yang
optimal.
Dalam talkshow ini menghadirkan psikolog Ibu Rini Hildayani, M.Si yang menjelaskan bahwa faktor yang dapat mendukung peran serta ayah dalam pengasuhan, diantaranya adalah dukungan dari lingkungan sekitar serta pengetahuan dan ketrampilan ayah perihal pengasuhan anak. Sayangnya, saat ini masih masih ada ibu yang belum bisa memberikan kepercayaan pengasuhan anak kepada ayah, sehingga ayah pun tidak terpacu untuk terlibat dalam pengasuhan si kecil.
Sayapun menjadi ingat, saya pernah tidak yakin bahwa suami saya juga bisa mengasuh anak. Seperti
ketika suami saya ingin mengganti popok dan memandikannya sewaktu masih bayi,
saya selalu khawatir kalo tiba-tiba ketika mengganti popoknya kurang bersih
ataupun ketika memandikan si Nay, saya takut kalo kemasukan air ataupun
terjatuh dari gendongannya. Namun, suami saya berusaha meyakinkan saya, bahwa
dia juga akan berhat-hati. Tapi, tetap saja, saya berusaha mengawasinya dari
belakang, sambil melotot hehehe…
Happy Date With Legendaddy di
Surabaya, juga menghadirkan “Okan Antara” yang merupakan actor film. Saya tidak
menyangka loh, bahwa Okan seorang legendady yang sudah memiliki anak tiga,
dengan dua putra dan satu putri. Dalam acara ini, Okan berbagi pengalaman,
bahwa jam kerjanya sebagai seorang actor yang tidak menentu, membuatnya susah
untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarganya. Untuk itu, Okan
mensiasatinya dengan membawa anak-anaknya ke lokasi syuting agar dapat melihat
pekerjaannya dan sekaligus menghabiskan waktu bersama mereka.
Namun, ketika Okan harus bekerja dan tidak bisa mengajak mereka, maka dia selalu berusaha untuk memberikan kabar dari waktu ke waktu. Kedekatan ini, membuat mereka mendukung pekerjaannya dan selalu semangat menantikan penampilannya di televisi. Komunikasi yang dibentuk Okan, sangat didukung oleh sang istri.
Komunikasi dengan pasangan
merupakan kunci untuk dapat memberikan perhatian seimbang kepada buah hati.
Berkat kepercayaan istri yang membiarkannya untuk sesekali membawa mereka ke
lokasi syuting, okan bisa menghabiskan waktu berkualitas bersama anak-anak.
Rini Hildayani juga memaparkan
tiga hal penting dalam pengasuhan anak, yaitu komunikasi – ayah dan ibu harus
memiliki kesepakatan bersama mengenai pola pengasuhan yang seimbang, saling
mendukung – perasaan nyaman dan aman dalam diri sikecil hanya bisa terbentuk di
bawah pengasuhan kedua orang tua yang saling mendukung dan komitmen – ditengah kesibukannya
masing-masing, orang tua harus dapat saling mengingatkan agar kedua hal yang
telah disebutkan dilakukan secara konsisten.
Di acara ini saya yang sengaja
membawa anak untuk menghadiri undangan, saya kemudian mendapatkan ticket paspor untuk
memasuki taman bermain yang bertemakan pantai di Tunjungan Plaza Surabaya.
Sayangnya, suami tidak bisa menemani, karena hari Sabtu suami bekerja.
Event “Happy Date With Legendaddy” ini juga
diselenggarakan di Jakarta dan Medan yang menyedot hingga 26.400 pengunjung.
Melihat antusiasme tersebut, Nur Shilla Christianto, Head of Corporate
Communication Nestle, akhirnya membawa acara ini ke Surabaya agar menginspirasi
para orang tua di Surabaya untuk memberikan kepercayaan lebih kepada ayah dalam
mengasuh anak.
Setelah Surabaya, event ini juga
berlanjut ke Makassar. Nestle Indonesia sengaja membawa tema pantai ke dalam
Mall, kegiatan ini dirancang agar para ayah dapat meluangkan waktu berkualitas
bersama si kecil melalui serangkai aktifitas taman bermain, yang isinya mini
sea, kite decoration, megablock, happy zoo dan puppet story show.
Suasana Happy Beach |
Si nay sangat antusias untuk
memasuki “happy beach”, bahkan selama talkshow dia sudah ngga sabar untuk
segera bermain di “Pantai”. Suasananya dibuat mirip dengan pantai, lengkap
dengan pasir coklat khas pantai. Lengkap dengan bola-bola pantai yang sangat khas.
Sebelum menginjakkan kaki di pasir, anak saya
isi stamina dulu dengan Nestle Lactogen 3 ACtiv Gro, susu yang diformulasikan
yang membantu menjaga saluran cerna si kecil yang aktif dan ceria. Lactogen 3
ActivGro mengandung Asam Linoleat (Omega 6), Asam Alfa-Linolenat (Omega 3),
serta Lactobacillus reuteri yang mendukung kesehatan saluran cerna sikecil,
dimana 80% system imunitas ada didalam saluran cerna.
Didalam “happy beach” si Nay langsung menuju happy zoo, di zona ini terdapat kelinci dan kura-kura Saat asik melihat hewan tersebut, si Nay didatangi si MC dan menantangnya untuk memberi makan kelinci. Untungnya, si Nay tidak takut memberikan makan hewan dan diberikan hadiah goodie bag. Lanjut di sebelah happy zoo ada mini sea yang berisikan stingray dan baby shreek.
Di Kite Decoration, si Nay asik untuk menempel gambar dan mewarnai layang-layang, setelah itu adapula
megablock yang membuatnya asik menyusun lego. Tak kalah menariknya, ada
playground dan bermain pasir sambil asik lesehan seperti benar-benar dipantai.
Sayapun asik menikmati keceriaannya ketika melihat senyumnya yang mengembang,
sambil saya sesekali memfotonya dan mengirimkan foto ke ponsel Suami.
Bermain brick |
Bermain Pasir |
0 Comments