Pertama kali tahu ada cafe unik di Malang yang bernama Rumah Opa ini, rasanya seperti kembali ke rumah. Kebetulan si Naira itu manggil eyangnya opi, dia sering banget bilang "Ma, ayuk ke Rumah Opi..." Nongkrong di Rumah Opa, saya jadi pengen....Back to Home..
Cafe ini bersebelahan dengan restoran bebek Goreng H. Slamet di Jalan Welirang, Malang. Bangunannya berwarna putih dengan model rumah jadul. Kalo sudah melihat bangunannya, pasti kita sudah bisa menebak tema cafe, yaitu "Vintage Concept"
Sepertinya, cafe ini tetap mempertahankan bentuk keaslian rumahnya. Didalamnya, ada sekat-sekat ruangan seperti ruang tamu, ruang keluarga, kamar dan teras belakang. Setiap spotnya memiliki interior design klasik yang unik dan berbeda tema. Suasana yang gelap dan minim cahaya memperkuat kesan tuanya. Kalo tengah malam sendirian di cafe ini, bakal "spooky" dilihatin para noni Belanda lupakan..lupakan .
Disini saya bisa menemukan kursi yang mirip si mbah saya didesa, foto-foto bertemakan noni Belanda, hiasan keramik dan beberapa perabot jadul seperti tv, alat musik maupun radio kuno. Menambah kesan vintage, dindingnya hanya dilapisi semen tanpa dicat dan lantainya pun dengan ornamen kuno.
Berasa banget kan...kesan vintagenya |
Dindingnya sengaja dibikin vintage tanpa dicat dan mengelupas |
Kursi si mbah saya model begini... |
Sekilas dari membaca buku menu, saya bisa menebak bahwa cafe ini diperuntukkan untuk muda-mudi yang ingin menghabiskan malam panjang dengan beer ataupun cocktail. Yap, segmentasinya bukan untuk keluarga, tetapi untuk nongkrong bareng sama teman dengan konsep "kitchen lounge". Bisa dilihat dari instagram @RumahOpa.
Tetap saja, saya merekomendasikan cafe ini untuk keluarga karena setiap spotnya sangat bagus buat pamer di Socmed. Seperti kemarin kesini, saya sengaja membawa keluarga dan anak. Saya datang pagi pukul 10.30, saya sukses menjadi tamu nomor satu penglaris...penglaris di hari itu. Setelahnya, saya juga melihat rombongan keluarga yang lagi bawa anak ABG-nya. Kalo memang pengen nongkrong bersama keluarga datangnya sebelum jam 15.00 sore aja, pasti sepi dan puas foto-foto.
The Beatles |
Saya membuka buku menu dengan hati-hati. Buku menu di Rumah Opa ini sengaja dicetak di kertas daur ulang yang pinggirnya dibuat sobek-sobek. Mirip dengan buku-buku perpustakaan yang berumur ratusan tahunan... Pilihan menunya ada banyak, seperti Western, Pizza ataupun snack seperti nachos, lumpia atau onion ring beserta kawan-kawannya tersedia. Minumnya seperti coffe, chatime, tea, frappe, milkshake maupun minuman berakohol.
Karena sekalian makan pagi dan dirangkap makan siang, kami pesannya agak berat yaitu spagheti dan steak. Minumnya juga pilih yang agak aneh yaitu chatime dan ice cream.
Spagheti Bolognaise
Dari penampilannya, spagheti ini sudah terlihat meyakinkan. Rasanya memang tidak mengecewakan. Tingkat kematangan spaghetinya sangat pas, saosnya ngga bikin blenger dan taburan bubuk kejunya bikin penampilannya makin oke. Verry recommended. Sayang, saya lupa harga pastinya, sekitar Rp 30.+++
Dari penampilannya, spagheti ini sudah terlihat meyakinkan. Rasanya memang tidak mengecewakan. Tingkat kematangan spaghetinya sangat pas, saosnya ngga bikin blenger dan taburan bubuk kejunya bikin penampilannya makin oke. Verry recommended. Sayang, saya lupa harga pastinya, sekitar Rp 30.+++
American Tenderloin (Rp 65.000,-)
Ini si Mas Suami kayaknya ngigau, masak pagi-pagi pesannya grill. Menurut rekomendasi si waitres, best menu untuk grill adalah American Tenderloin ini. Daripada bingung pilih grill, direkomendasikan menu tersebut kami iyakan aja.
Sewaktu pertamakali dihidangkan, daging ini disajikan pake atraksi terlebih dahulu. Jadi steaknya dibakar dengan korek api, lalu api-nya nyembur-nyembur. Anak saya sampe tepuk tangan, mungkin dikira lagi atraksi sulap hahaha...
Sewaktu pertamakali dihidangkan, daging ini disajikan pake atraksi terlebih dahulu. Jadi steaknya dibakar dengan korek api, lalu api-nya nyembur-nyembur. Anak saya sampe tepuk tangan, mungkin dikira lagi atraksi sulap hahaha...
Kalo harganya yang tembus sampe enam puluh ribu, pastinya saya berharap steak ini ngga akan mengecewakan lidah. Syukurlah, daging tenderloin ini lumayan tebal sesuai dengan harganya. Tingkat kematangan pas dan bumbunya meresap hingga kedaging terdalam. Andai disajikan diatas piring atau hotplate bundar akan terkesan lebih mewah.
ChaTime Pearl Milk Tea (Rp. 25.000,-)
Mendengar kata Chatime, bayangan saya langsung terlempar ke merek "Chatime" buble tea yang tersohor itu. Sayapun akhirnya pesan menu Pearl Milk Tea. Nah, ketika pertama disajikan, saya kaget "kok warnanya orange sih..." Setelah dicicipin makin kaget lagi karena rasanya benar-benar ngga jelas. Minuman ini seperti jamu yang tidak ada rasa dan mendekati pahit. Pearl atau mutiara hitamnya juga "ngga banget" terasa hambar dan lengket. Jauh dari rasa si merek Chatime. Not recommended untuk pilihan chatime. Mungkin sebaiknya pesan yang pasti-pasti aja seperti coffe atau milkshake.
Ice Cream
Ini sih pilihan anak saya, ketika ditanya enak atau engganya?? dia cuma manggut-manggut ngga jelas, sambil jilat sendok ice creamnya. Duh..dasar bocah.
MENU DI RUMAH OPA
Buku Menu di Rumah Opa ini tebal banget, jadi saya hanya bisa fotokan beberapa menu. Klik untuk memperbesarnya ya...
Buku Menu di Rumah Opa ini tebal banget, jadi saya hanya bisa fotokan beberapa menu. Klik untuk memperbesarnya ya...
Terlepas dari rasa chatimenya yang sangat aneh, Rumah Opa wajib dikunjungi ketika di Malang. Dari segi keramahan pelayanan dan kecepatan penyajiannya sangat baik. Segera agendakan Rumah Opa bersama teman atau keluarga. Selamat berkuliner...
Rumah Opa
Jalan Welirang, No 41A, Malang
Telp : 0821-1774-4999
Telp : 0821-1774-4999
Jam buka : 10.00 - 01.00
0 Comments