Kuliner Gudeg di Jogja??? terlalu “mainstream” deh, meskipun saya juga ngga nolak sih kalo ditraktir hehehe… Kalo bakmi Jowo khas Jogja??? kayaknya unik nih. Apalagi rasa penasaran saya, semakin memuncak (sengaja pilih kata lebay) dengan status di twitter dan path yang ngomel karena menunggu bakmi sekitar satu jam. Maklum kulinernya ini dalam rangka liburan lebaran, everytime and everywhere tempat kuliner selalu diserbu pengunjung.
Sebenarnya, referensi kulineran bakmi di Jogja ada banyak, seperti bakmi kadin, bakmi mbah hadi, mbah wito, mbah gito atau mbah mo. Paling enak yang mana? Mohon maaf semuanya belum pernah saya coba, jadi belum tahu mana yang enak dari yang terenak. Namun, menu mereka rata-rata sama, yaitu meracik menu bakmi godhog dan bakmi goreng dengan bumbu Jowo. Tentunya setiap warung bakmi memiliki ciri khas tersendiri.
Diantara beberapa pilihan tersebut, saya tertarik dengan Bakmi Mbah Gito. Interior warung di Bakmi Mbah Gito tergolong antik, karena interiornya menggunakan bekas kandang sapi. Jadi ingat, sewaktu ke bakmi Mbah Gito bersama rombongan keluarga, sengaja info "perabotan bekas kandang sapi" saya rahasiakan, takut mereka jadi parno dan membayangkan yang "iya-iya". wekekeke....
Lokasi warung Mbah Gito, nyempil diantara perumahan penduduk. Kalo ke daerah Sleman atau setelah berbelanja di Dagadu, bolehlah mampir kesini. Tanya saja rutenya ke penduduk lokal atau para abang becak, mereka tak asing dengan warung ini. Meskipun lokasinya bukan di jalan raya, warung Mbah Gito tak pernah sepi pengunjung. Terbukti sewaktu saya kesana, tempat duduk di warung dua lantai ini, full pengunjung.
Pertama kali datang ke bakmi Mbah Gito, pasti kita akan dibuat bingung antara pintu masuk dan pintu dapur. Seperti saya kemarin yang salah masuk melalui dapur. Dengan pedenya kita berjalan diantara asap yang mengepul dari para "chef" bakmi yang sedang memasak.
Salah masuk dari dapur hehehe
Badhe foto Monggo
Menjejakkan kaki di warung Mbah Gito terasa seperti rumah pohon, karena bangunannya full kayu. Masuk kedalam, suasana Jawa sangat terasa dengan konsep warung yang mewajibkan "chef" dan "pramusaji" memakai pakaian jawa. Blangkon untuk pria dan cepol rambut untuk wanitanya.
Seperti rumah pohon
Pilihan kami adalah bakmi spesial, bakmi goreng dan capcay goreng. Setelah memesan menu, kami menunggu sekitar satu jam untuk dapat menikmati seporsi bakmi... Kesabaran memang selalu diuji ketika ingin menikmati kuliner yang banyak direferensikan beberapa orang.
Daftar Menu di Mbah Gito
Bakmi Spesial (Rp. 27.000,-)
Dari namanya yang menyandang "spesial" pastilah menu ini terfavorit diantara menu lainnya. Penampilannya sederhana, mie disandingkan bersama kuah kental dengan taburan ayam, telor dan bawang goreng. Rupanya mie kuning juga dicampur dengan mie bihun. Rasanya? waktu untuk menunggu yang terlalu lama ditambahkan dengan perut sudah lapar jadi apapun terasa enak hahaha...
Saya kurang suka dengan campuran bihunnya, mungkin lain kali saya pesan yang mie godhog jadi tidak ada campuran bihun. Kuahnya enak dan tidak terasa amis meskipun bercampur dengan telor yang di orak-arik. Ngga perlu khawatir terasa manis seperti makan gudeg, karena rasa bakmi "normal" dengan rasa asin dan gurih yang pas.
Bakmi Spesial
Cap cay Goreng (Rp. 22.000,-)
Cap cay goreng ditampilkan dengan penampilan seadanya. Rasa sayurnya fresh dan menyatu dengan bumbu. Ayam dan baksonya sebanding dengan porsi sayurnya. Sayang, porsinya minimalis.
Sebenarnya, masih ada satu menu yang ngga bisa saya upload. Ya, foto mie goreng harus saya ikhlaskan karena foto blur. Si mie goreng ini ketika difoto dilihat berjuta pasang mata kelaparan menunggu bakmi berjam-jam. Wajah kelaparan bikin yang moto jadi ikut "dredeg" dan ngga tega kalo fotonya kelamaan hahaha
Cap cay goreng
Warung Bakmi Jowo Mbah Gito
Jl Nyi Ageng Nis 9, Peleman-Rejowinangun
Sleman - Yogyakarta
Jam buka : 11.00 - 23.00
Jl Nyi Ageng Nis 9, Peleman-Rejowinangun
Sleman - Yogyakarta
Jam buka : 11.00 - 23.00
0 Comments