DAY I
Pukul 8 malam, akhirnya saya menginjakkan kaki yang pertama di bandara Don Muang. Proses imigrasi yang mudah dan tidak ada pertanyaan satupun dari petugas imigrasi membuat saya sedikit lega. Rupanya Bangkok sangat siap menghadapi turis yang masuk negaranya dengan perlakuan yang sangat baik bagi wisatawan.
Keluar dari Bandara saya kemudian naik bus 501 menuju ke BTS mochit. Perjalanannya cukup lancar, hanya sekitar 40 menit sampailah saya di BTS Mochit. Di BTS Mochit, saya sekaligus menuju sevel untuk mengaktifkan paket BB dengan membeli perdana TRUEMOVE seharga 49B + isi pulsa 90B. Untuk berlangganan BB selama tiga hari, saya dikenakan biaya 70 bath.
Kemudian perjalanan saya lanjutkan menuju BTS Phrom Phong menuju hotel Nantra yang akan saya inapi selama tiga hari didaerah Sukhumvit 39. Saya memlilih hotel ini karena kebetulan Agoda lagi promo 500B per-nite, lokasinya juga strategis turun dari BTS Phrom Phong tinggal jalan sebentar sudah sampai hotel. Fasilitasnya juga bagus banget free wifi, make up room tiap hari dan sudah termasuk breakfast.
Perjalanan dari Surabaya yang cukup melelahkan sekitar 4 jam membuat saya istirahat total tidur di hotel, untuk stamina jalan-jalan besok
DAY II
Menu Sarapan di hotel adalah roti selai, buah, cereal, kopi, susu yang bisa dambil sepuasnya, menunya memang tak jauh berbeda dengan hostel. Pagi ini kami lumayan kalap melahap roti yang kami habiskan hingga 3 lembar, ah mumpung dihotel dan ga mau rugi memanfaatkan fasilitas hotel jadi perut saya isi sebanyak-banyaknya
JIM THOMSON HOUSE
Perjalanan hari ini saya awali di JIM THOMSON HOUSE.
Cara paling mudah ke Jim Thomson House adalah turun ke BTS National Stadium turun exit 1. Tepatnya di Soi Kasemsan, tempat wisatanya terletak diujung jalan dari papan penunjuk bertuliskan "Jim Thomson House" yang diletakkan dimulut gang. Menuju Jim Thomson House dari mulut gang tadi, jaraknya lumayan jauh, sekitar 1 km-an. Saya rekomendasikan untuk menaiki Free Shuttle yang mirip mobil golf, fasilitas ini memang diperuntukkan untuk pengunjung Jim Thomson House, jadi bersabarlah menunggu karena satu mobil hanya bisa menampung sekitar 4 orang.
Masuk di Jim Thomson House akan dikenakan tiketnya seharga 100B, tiket tersebut sudah termasuk tour guide yang akan memandu mengelilingi rumah Jim Thomson. Tour kemudian dibagi dalam beberapa kelompok yang jumlahnya sekitar 10 orang. Waktu itu saya berdua masuk di grup C, hari itu ada beberapa grup yang dipandu seorang guide dengan berbagai bahasa yang menjelaskan tentang sejarah Jim Thomson House. Jangan sampai salah bahasa selain bahasa Inggris ya...nanti sebelum tour akan dibagikan kertas untuk menulis bahasa yang akan dipilih.
Tour sekitar 40 menit, kami digiring mengelilingi rumah dan harus meletakkan kamera didalam tas, didalam rumah ini tidak diperbolehkan menggunakan camera. Untuk mengabadikan foto rumah Jim Thomson hanya diperbolehkan dibagian luar rumahnya saja. Selain kamera, semua barang harus dimasukkan ke dalam loker dan sepatu juga harus dilepas. Waktu itu ada beberapa turis "nakal" yang sengaja memotret didalam rumah, petugas keamanan kemudian langsung menegur dan memerintahkan untuk menghapusnya.
MADAME TUSSAUDS
Selain Jim Thomson House, museum lilin Bangkok Madame Tussauds menjadi destinasi wajib wisatawan ketika di Bangkok. Madame Tussaud sangat terkenal di Bangkok sejak dibuka pada tahun 2010. Nah, mumpung di Bangkok, sayang sekali jika saya melewatkannya. Ya, meskipun harga tiketnya sangat mahal bagi kantong saya.
Untuk berhemat, tiket sengaja saya beli online di website madame tussauds. Waktu itu ada promo tiket Early Bird dengan diskon sebesar 50% menjadi 400 Bath. Tiket Early Bird adalah tiket yang harus masuk sebelum pukul 12 siang. Sedangkan tiket reguler adalah 800Bath, lumayankan selisih harganya. Jadi dari Jim Thomson House tadi saya bersegera menuju Madame Tussaud.
Madame Tussauds berada di lantai 6 gedung pertokoan Siam Discovery. Cara menuju Madame Tussaud adalah turun di BTS Siam kemudian menuju Siam Discovery. Cukup mudah mencapainya karena papan penunjuk tertulis dengan jelas, bahkan menurut saya lebih jelas melihat papan penunjuk daripada bertanya dengan orang Thailand, karena mereka rata-rata tidak bisa berbahasa Inggris dan tidak bisa membaca tulisan latin.
Di Museum Madam Tussaud dibagi menjadi beberapa area, area pertama tokoh beberapa Negara, artis-artis, atlet olah raga, politikus, musisi serta cartoon lucu seperti doraemon. Bagi orang Indonesia yang terfavorit adalah patung presiden Sukarno yang terletak di bagian depan area tokoh negara. Bangga ada tokoh negeri sendiri dipajang dinegara lain.
ERAWAN SHRINE
Perjalanan kemudian Erawan Shrine yang dikenal sebagai destinasi wajib di Bangkok. Erawan Shine merupakan tempat pemujaan yang dapat dilihat dari 4 arah dengan posisi berada ditengah perempatan. Menariknya, didalam Erawan Shine selain umat budha yang sedang sembahyang, adapula para penari yang lengkap dengan pakaian Thailand yang bernyanyi dan menari untuk pemujaan sekaligus menjadi tontonan turis. Hanya saja bau dupa yang menyengat dan sinar matahari yang panas, membuat saya tidak betah berlama-lama disini.
Untuk menuju Erawan Shrine, dari Siam Discovery Madame Tussaud tadi saya menyusuri skywalk. Skywalk adalah jembatan layang khusus pejalan kaki yang menghubungkan antara mall satu dengan yang lainnya. BTS terdekat adalah Chudlom, lokasi Erawan Shrine tepat didepan Grand Hyat Erawan, disudut jalan Ploenchit ad Ratchadamri.
Masjid Darul Aman terletak di daerah Pratunam, di daerah Phetchaburi Soi 7. Untuk menuju masjid, maka turunlah dari BTS Ratchachewi keluar di Exit 3. Letak masjid di seberang jalan, jadi kita harus menyeberang dulu di Petchaburi Road.
Daerah ini merupakan lokasi pemukiman warga Muslim, jadi saya serasa dikawasan Ampel-Surabaya banyak wanita menggunakan jilbab dan baju tertutup, dan juga terdapat berbagai restoran dan rumah makan halal di sekitarnya seperti Mak Yah yang sangat terkenal. Sayangnya saya ga mampir kesini karena perut saya sudah kenyang.
PLATINUM FASHION MALL
Setelah sholat di Masjid kemudian saya menuju ke Platinum Fashion Mall. Dari masjid Darul Aman menuju Platinum Fashion Mall tidak mungkin dengan berjalan kaki karena meski dengan nama jalan yang sama tidak memungkinkan jika berjalan. Saya memutuskan untuk naik Tuk-Tuk saja. Padahal sebenarnya diinternet banyak yang tidak menyarankan untuk menaiki kendaraan khas Bangkok ini, namun jika terpaksa menawarlah hingga 30% mereka tawar 100 bath saya tawar dengan 30 bath.
Sampai di Platinum Fashion Mall saya begitu antusias, banyak sekali baju-baju murah ala korea dengan harga sangat murah sekali cuma 100B. Tak heran kalau banyak orang Indonesia yang belanja disana untuk dijual lagi di Indonesia, seperti butik-butik atau online shop yang sering meuliskan made Bangkok. Memang saya akui Bangkok adalah surga belanja, Mereka yang berbelanja di Platinum Fashion Mall, tidak sekedar membawa tas besar, tapi juga menyeret koper yang isinya baju atau aksesoris.
Saya sih tidak begitu kalap belanja karna tujuan ke Bangkok bukan untuk belanja, hanya eksplor tempat-tempat wisata disini. Jadi tidak ada budget khusus untuk belanja. Setelah puas di Platinum Fashion Mall untuk menuju BTS Ratchachewi saya naik bus umum, saya lupa bus no berapa. Dari BTS Ratchachewi saya turun di BTS ASOK mengisi perut di restaurant yang cukup terkenal.
Review di internet tentang resto ini bikin saya ngiler untuk ke Cabbage and Condom. Resto ini memang berbeda dengan yang lainnya karena sekaligus sebagai tempat sosialisasi sex menggunakan kondom untuk menghindari penyakit AIDS. Jadi pernik-pernik resto serba condom. Patung mannequin dan hiasan-hiasan semua serba condom.
Untuk makanannya saya rasa standart banget, tidak ada yang istimewa. Dan mahalnya itu ngga cocok untuk budget saya, saya berdua makan dan minum saja habis 600B. Mahal dan menyesal saya berkuliner ke restora ini, dan pelayanannya pun kurang bagus. Apesnya lagi baterai kamera tiba-tiba habis, tinggal hp yang diandalkan, padahal didalam restaurant cukup gelap, makanan yang mahal itu saya foto dengan ala kadarnya.
Akhirnya setelah makan disini kita dikasih dua buah kondom gratis.
Akhirnya setelah makan disini kita dikasih dua buah kondom gratis.
Setelah makan saya menyempatkan ke Terminal 21 yang lokasinya tak jauh dari restoran Condom and Cabbage.
TERMINAL 21
Terminal 21 berkonsep berbeda seperti mall lainnya. Setiap lantai bertema mewakili beberapa Negara, sensasinya seperti berpindah-pindah negara dalam satu hari. Mall ini sangat cocok untuk penggila foto.
Klik disini jalan-jalan ke Bangkok day III
0 Comments